Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Etalase Keindahan Pantai Ciantir Desa Sawarna

21 Februari 2014   15:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_296582" align="aligncenter" width="640" caption="dokpri"][/caption] Keindahan Pantai Ciantir memang hanya bisa di pandang saja. Karena masuk wilayah pantai selatan, pantai Ciantir memiliki ombak yang cukup tinggi. Meskipun sangat cocok untuk kegiatan surfing, tapi hanya beberapa orang professional saja yang mampu menaklukkannya. Sementara kami yang tidak memiliki skill untuk melakukan surfing hanya bisa memandangi sejauh mata memandang dan mendengar deburan ombak yang bertalu-talu, entah itu siang ataupun malam. Seperti menyaksikan sebuah orchestra alam yang mengagumkan. Pantai Ciantir merupakan gugusan pantai sepanjang hampir 60 kilometer di Desa Sawarna Banten. Pantai ini memiliki pasir berwatna putih dan bersih. Hampir mirip dengan kondisi di pasir putih, Situbondo, Jawa Timur.  Dengan akses jalan yang terbatas praktis, Desa Sawarna seperti surga yang masih perawan. Tak sulit menemukan sebuah ladang dan ilalang di pesisir pantai Ciantir hingga Laguna Pari. Jagung, kacang dan beberapa tanaman lainnya tumbuh subur di pesisir pantai ini. [caption id="attachment_296583" align="aligncenter" width="640" caption="dokpri"][/caption]

Bahkan undakan-undakan sawah pun segar dipandang mata. Beberapa anak sungai mengalir rendah yang bermuara ke lautan. Masih bisa di kecap air tawar di bibir pantai, namun sedikit payau. Sementara sungai besar yang lebih besar lainnya berwarna keruh kecokelatan karena merupakan irigasi utama dari sawah. Warnanya berpadu menenggalamkan warna biru laut yang lembut. Beberapa pohon kelapa menjulang tinggi ke angkasa, seolah ingin menggapai langit. Semua menjadi satu padu, berbaris rapi di pinggir pantai seolah menunggu datangnya sesuatu dari ujung pantai sana. Tak berbatas dan tak beralas. Kuliner khas Pantai Ciantir bukanlah ikan, melainkan sale pisang dan gula aren yang di jual di warung-warung sederhana. Warung yang selalu menantikan datangnya para pengunjung. Dengan kondisi yang sangat terpencil mereka masih menunjukkan kejujuran. Semua barang dagangan di lego dengan harga yang wajar. Tidak merugikan bahkan tidak juga ada indikasi penipuan. Keramah tamahan warga menjadi acuan bahwa di masa depan, Pantai Ciantir akan menjadi primadona wisata yang menjanjikan jika saja akses jalan menuju kesana di perbaiki. Banyak sekali lokasi wisata yang bagi saya merupakan surga yang tak terbantahkan. Indahnya alam Indonesia membuat kita lupa bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya dengan segala potensi wisatanya. [caption id="attachment_296584" align="aligncenter" width="640" caption="dokpri"][/caption] Salam Hangat @DzulfikarAlala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun