Sudah beberapa hari ini pergelangan jari kakiku nyut-nyutan. Kata orang itulah yang dinamakan asam urat. Biang keroknya mungkin karena aku terlalu banyak makan gorengan. Ya, aku memang suka sekali dengan gorengan. Kebetulan di dekat rumahku ada tukang gorengan yang paling ajib. Tahu isinya selalu laris di borong pembeli.
Entah apakah benar atau tidak jika penyakit asam urat ini adalah penyakit turunan. Karena bapak ku memang memiliki asam urat. Yang jelas menurut anggapan beberapa orang bahwa asam urat ini adalah penyakit orang kaya. Ya syukur alhamdulillah, ternyata aku punya bakat jadi orang kaya hahahahaha.
Menurut beberapa blog yang ku baca, pengidap asam urat memiliki beberapa pantangan dalam soal makanan. Harus mulai membatasi makanan jeroan, kacang-kacangan dan makanan yang berminyak. Bahkan ikan sarden kesukaan ku pun harus dibatasi. Duh susah yaa jadinya.
Awalnya aku tidak tahu jika nyeri pergelangan jari kaki adalah asam urat. Bagiku itu hanya pegal-pegal biasa. Paling jika sudah pegal seperti itu aku merendam kakiku dengan air hangat.
Esoknya sudah pulih seperti sedia kali.
Nah, saat pulang kampung ke Bondowoso lebaran kemari aku baru yakin bahwa aku memiliki asam urat. Tukang pijat asli Madura yang memijatku memberi tahu bahwa aku memiliki asam urat. Jadi aku suka kepikiran kalau makan-makanan enak. Padahal tidak setiap hari juga aku makan enak hihihihi.
Setelah browsing sana browsing sini ternyata banyak juga obat herbal untuk asam urat. Selain mengatur pola makan juga ada beberapa yang saat ini mulai ku konsumsi jika asam uratku kambuh.
Bapakku sendiri selalu meminum rebusan akar binahong. Selain untuk melancarkan peredaran darah, ternyata binahong juga mujarab untuk mengobati/mencegah penyakit stroke. Salah satunya aku baca testimoninya di Kompasiana.
Saat ke Yogya lebaran kemarin kami sempat makan di sebuah angkringan. Nah, saat bapakku meminta air panas untuk binahongnya banyak yang bertanya tentang apa yang bapakku minum. Ternyata beberapa dari mereka menyarankan bapakku untuk makan buah cherry kecil seperti tekokak. Jika sudah matang buahnya akan berwarna merah. Tapi aku lupa apa nama pohonnya.
Kemarin justru aku menantang diriku sendiri untuk makan sate kambing plus pete bakar hahahaha. Meski dengan kondisi jari kaki yang nyut-nyutan akhirnya aku doping dengan tiga kapsul minyak jintan hitam atau lebih dikenal dengan Habbatusaudah.
Alhamdulillah akhirnya aku merasakan juga empuknya sate kambing. Rasanya memang maknyuss jika di tambah pete bakar dan sambal terasi. Pokoknya surga dunia banget deh.
Amazing, ternyata asam uratku malah tidak berasa lagi. Jadi kapan-kapan aku harus siap dopping jintan hitam jika ingin makan balibul hihihihi.