Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Haparan Kecil di Tengah Pandemi

27 April 2020   21:39 Diperbarui: 27 April 2020   21:34 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid di Minahasa Tenggara|Dokpri

Jujur saja sulit untuk mengatakan bahwa ada rasa rindu pada kampung halaman. Tapi, seperti yang kita tahu bahwa rasa rindu itu harus kita pendam sementara waktu di saat kondisi pandemi seperti saat ini. 

Risikonya jelas terlalu besar untuk kita dan keluarga yang dikunjungi. Yang paling mengerikan jika kita justru menjadi pembawa virus mematikan tersebut.

Kita semua mungkin tidak pernah menyangka bahwa kondisi saat ini benar-benar terjadi di Indonesia. Bulan Ramadan yang seharusnya gegap gempita, kini menjadi sedikit berbeda.

Kita semua dihadapkan dengan kondisi yang amat sulit untuk diterima. Beberapa orang bahkan memaksa masuk ke dalam masjid demi bisa melaksanakan salat tarawih bersama.

Tapi, kini semua kondisinya tak lagi sama. Kita tidak bisa lagi memenuhi ruang-ruang masjid, berjejer rapi memenuhi shaf-shaf dengan rapi, mendengar senda gurau anak-anak di barisan belakang saat tarawih, dan senandung Alquran setelah tarawih usai.

Kerinduan itu jelas tergambar sejak memasuki hari pertama puasa. Rasa sepi menyergap tanpa bisa melawan. 

Kini, kita hanya bisa menunggu agar pandemi ini bisa segera usai. Meski tampaknya memang kita harus lebih banyak bersabar dan mengikhlaskan bahwa keceriaan Ramadan tahun ini tidak akan pernah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Iringan salawat dan pawai obor pun sudah tidak tampak sejak awal Ramadan. Acara-acara buka bersama pun kini ditiadakan. Kondisi seperti ini benar-benar membuat kita semua terhenyak.

Harapan kecil di bulan Ramadan 2020

Ada satu harapan kecil yang bisa saya utarakan, semoga teman-teman bisa bersabar berdiam diri di rumah. Karena hanya dengan cara itulah kondisi pandemi ini bisa berangsur segera usai.

Jangan ada yang egois dan merasa paling beragama sampai-sampai mengindahkan himbauan dari pemerintah. Kunci putusnya pandemi ada di kita semua.

Jangan sampai kita menderngar kabar lagi, virus itu menyergap anak-anak kita yang masih belia seperti di Cileungsi. Sedih melihatnya, sampai-sampai tak sanggup menahan tangis.

Kita hanya bisa berharap dan terus berdoa, agar pandemi ini segera berakhir. 

Buka mata, lebarkan telinga terutama jika tetangga membutuhkan bantuan. Jangan sampai kita sibuk berdonasi kesana ke mari tetapi tetangga sendiri terabaikan.

Sehat-sehat ya teman-teman Kompasianer. Semoga Ramadan tahun depan, kita bisa bukber bareng lagi dengan Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun