Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Blunder, Kapan Anies Minta Maaf?

16 Maret 2020   18:20 Diperbarui: 16 Maret 2020   18:23 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan baru saja dijunjung tinggi karena dinggap lebih transparan tentang pasien yang terkena virus corona. Malahan Anies sering kali lebih dulu memberikan informasi ketimbang jubir pemerintah Ahmad Yurianto, untuk kasus Corona. Sayang seribu sayang, sosok yang digadang-gadang menjadi Presiden tahun 2024 ini justru terbuai dalam sanjungan, pengikutnya.

Anies justru malah melakukan langkah yang didasarkan pada presepsi dirinya sendiri, tanpa melakukan koordinasi dengan asosiasi pengusaha dan pihak terkait lainnya. Sosok pemimpin yang menentukan kebijakan tanpa data akan menjadi bencana di masa depan.

Langkah Anies mengurangi jam operasional transportasi umum seperti Transjakarta dan MRT, justru membuahkan antrean yang luar biasa panjang di beberapa titik. 

Padahal, seperti yang diberitakan beberapa media mainstream, kebijakan bekerja dari rumah tidak dilakukan oleh semua perusahaan. Wal hasil banyak karyawan adan pekerja yang terlambat karena tidak mendapatkan angkutan umum yang biasanya mereka dapatkan secara normal.

Tafsiran Anies tentang bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah terlampau jauh yang dikatakan Presiden Jokowi alih-alih menyelesaikan masalah justru malah menimbulkan masalah baru.

Anies kini malah dijadikan kambing hitam karena efek antrean yang panjang di beberapa halte transjakarta justru bakal meningkatkan risiko tertular virus corona.

Anies seharusnya bisa berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah pusat. Jangan seolah semua bisa diselesaikan sendiri. Akibatnya justru malah membuat rakyat menderita. Sudah saatnya Anies menurunkan egonya sendiri. Contoh Ridwan Kamil atau Ganjar yang sejalan dengan pemerintah pusat. 

Anies kali ini gegabah dalam menentukan langkah sehingga keputusannya itu menjadi backfire yang membuat namanya jadi tenggelam kembali. Kini, rakyat justru ingin mendapatkan kepastian masalah transportasi publik di hari-hari selanjutnya. Pembatasan transportasi publik hari ini bukan hanya menyusahkan para pekerja tapi juga berdampak terhadap kinerja mereka yang semakin lelah di perjalanan.

Dengan kejadian antrean panjang hari ini, akankah Anies meminta maaf dan mengoreksi kebijakannya itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun