Ia mengaku sudah menawarkan kurma kepada teman-temannya dua pekan sebelum bulan puasa. Dalam satu pekan dia sudah bisa menjual 10 karton kurma. Satu karton rata-rata berisi 12 box kurma dengan berat sekitar 500 gram.Â
Memang, kurma yang dijualnya berbeda-beda. Ada kurma Sukkari, Mesir, Tunisia, Syafawi, Siwa, Khalas, Naghal, Zuhdi, dan yang paling mahal adalah kurma Ajwa atau populer dikenal kurma Nabi.Â
Nah, kemarin saya mencoba memesan Sukkari. Harganya sektiar Rp65 ribu. Sementara kurma yang paling mahal adalah kurma Ajwa. Setengah kilogramnya mencapai Rp200 ribuan.
Mau tahu rasanya kurma Sukkari? Kurma jenis ini adalah kurma kering dengan tingkat manis yang sedang. Rasanya krenyes dan manis saat digigit, seperti makan buah mangga mengkel. Malahan, teman saya yang non muslim saja suka, ia pun kerap nimbrung berbuka puasa, hahahaha.
Omzet Reseller Kurma
Jika dihitung, keuntungannya sudah cukup lumayan. Jika rata-rata satu karton saja dihitung Rp50 ribu, artinya dalam satu pekan sudah mendapatkan omzet sekitar Rp6 juta. Itu baru kurma loh ya, belum produk-produk lain yang ia jajakan.Â
Karena terpisah jarak yang cukup jauh, tak ayal, dia pun memanfaatkan transaksi online. Diantaranya adalah kemudahan e-banking dan mBCA.  Setelah memesan kemudian pelanggannya tinggal bayar. Kalau saya yang pesan beda lagi, barang diantar duluan baru saya bayar, hahahahah.
Kemudahan transaksi online inilah yang membantunya berjualan dengan target pasar teman-temannya di Bandung meskipun ia tinggal di Surabaya.
Untuk pemesanan secara online pun dia selalu ready. Saya selalu menghubunginya di nomor Whatsapp +62 822-1708-7008. Reseller online itu harus bisa melihat peluang. Istilahnya Palugada. "Apa lu mau, gue ada", hahahaha.
Kisah suksesnya ini tentu membuat kami bangga. Terlebih beberapa kali ia bisa membantu keuangan adik-adik meskipun sudah berkeluarga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H