Sebagai penduduk yang tinggal di pinggiran BSD City saya merasa terbantu sekali dengan pembangunan infrastuktur yang sudah dibangun oleh Sinarmas Land.
Contoh kecil saja, sehari-hari saya berangkat dan pulang kantor lewat BSD dengan menumpang KRL dari stasiun Rawa Buntu.
Alasan saya cukup sederhana mengapa memilih Stasiun Rawa Buntuk sebagai "pintu masuk" saya ke Jakarta. Dibandingkan dengan stasiun terdekat lainnya, akses menunju stasiun Rawa Buntu inilah yang paling mudah dan cepat.
Malahan sekarang Jalan Serpong sudah menjadi backbone bagi para pekerja urban dari Tangerang Selatan maupun dari Bogor yang menuju Jakarta.
Perkembangan dan populasi penduduk yang meningkat sudah jauh-jauh hari diantisipasi oleh Sinarmas Land.
Mungkin pertanyaan saya 10 tahun yang lalu mulai terjawab saat ini.
Dulu saya sempat bertanya mengapa Sinarmas Land harus repot-repot bangun jalan lebar hingga empat lajur. Empat lajur tersebut artinya bisa digunakan oleh empat kendaraan secara bersamaan ditambah dengan sepeda motor dan pejalan kaki.
Kini, ternyata apa yang dilakukan Sinarmas Land di BSD City terbukti bisa mengurangi kepadatan. Bayangkan jika dulu jalanan hanya dibangun untuk dua lajur saja, investasi yang dilakukan akan jauh lebih mahal dengan membangun kembali jalan yang sudah ada.
Makanya ketika ada kabar kalau Sinarmas mulai bekerja sama untuk mengembangkan proyek smart city di BSD City, saya yakin di masa depan bukan tidak mungkin BSD Link beroperasi tanpa pengemudi.
Rencana Sinarmas Land dan GRAB untuk mengembangkan kendaraan otonom (tanpa supir) menurut saya cocok sekali diterapkan di BSD City.