Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Banyak Blunder, BPN Sibuk Klarifikasi

20 Januari 2019   09:20 Diperbarui: 20 Januari 2019   09:29 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beginilah jadinya jika capres yang dijagokannya melakukan banyak blunder saat sesi debat capres putaran pertama 17 Januari 2019 yang lalu. Celakanya blunder tersebut disaksikan jutaan pasang mata rakyat Indonesia. Mau tak mau akhirnya BPN sendiri yang sibuk klarifikasi sana-sini untuk menetralkan blunder capresnya.

Parahnya lagi, blunder tersebut dibicarakan saat mendalami topik yang krusial tentang komitmen pemberantasan korupsi, penegakan HAM, hukum, dan perang terhadap terorisme. Topik atau tema ini cukup krusial di negara kita. Apalagi belakangan kasus radikalisme meningkat serta ancaman terorisme dari dalam negeri.

Tiga Blunder Prabowo Versi TKN

Menurut Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma'ruf, Erick Thohir menyebutkan setidaknya ada tiga blunder yang dilakukan capres nomor urut 02. Diantaranya tentang isu korupsi, kesetaraan gender, dan kejutan Sandiaga Uno yang menyebutkan dirinya bukan kader Gerindra lagi.

Sandiaga Berkelit Bukan Kader Partai Gerindra Lagi

Menurut saya ini kesalahan Sandiaga Uno yang amat fatal. Performanya yang banyak dipuji orang justru luput dari pengamatan. Sandiaga Uno justru tambah memojokkan Prabowo saat ditanya tentang struktur Partai Gerindra yang tidak selaras dengan visi misi kesetaraan gender dan keterwakilan perempuan. Faktanya memang tidak ada satupun perempuan yang memangku jabatan strategis di tubuh partai Gerindra.

Performa Sandiaga yang disebut-sebut tenang, kalem, dan memukau banyak emak-emak justru runtuh karena momen di saat Sandiaga Uno tak mau dilibatkan dalam urusan Partai Gerindra. Padahal saat ini Sandiaga Uno berada dalam gerbong yang sama. Seharusnya Sandiaga tidak bersikap apatis dan membiarkan Prabowo kebingungan menjawab pertanyaan tersebut.

Ini menunjukkan bahwa Sandiaga Uno memang tidak siap untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan kelompoknya sendiri. Sikap ini jelas amat berbahaya di masa depan, apalagi jika mendapatkan tanggung jawab sebagai pemimpin. Yang ada justru akan saling lempar tanggung jawab.

Seperti OK OCE yang mandek saat ditinggalkan oleh Sandiaga Uno. Sandiaga berusaha cuci tangan dan melimpahkan urusan program OK OCE pada mantan atasannya, Anies Baswedan yang kini masih tetap "menjomblo".

Cara Sandiaga berkelit dan menyimak jawaban Prabowo juga menunjukkan bahwa perempuan belum mendapatkan posisi strategis dalam tubuh Gerindra. Tina Talisa, kader dari partai Nasdem menjelaskan bahwa partai yang paling banyak mengusung caleg perempuan adalah PSI (Partai Solidaritas Indonesia) bukan Partai Gerindra seperti yang diklaim mereka saat ini.

Isu Korupsi Gak Seberapa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun