Informasi dari Hashim juga perlu ditelusuri karena menurutnya sudah terjadi malpraktik di rumah sakit dengan menggunakan selang cuci darah berkali-kali untuk pasien yang berbeda. Bisa jadi dokter yang menginformasikan itu adalah dokter-dokter yang belakangan berpose dengan menunjukkan dua jari sebagai simbol dukungan terhadap capres nomor 02 di ruang operasi.
Lalu bagaimana tanggapan RSCM?
Dikutip dari CNNIndonesia, Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Sumariyono menampik info yang dikabarkan Prabowo. Kebijakan RSCM hanya menggunakan selang hemodialisis satu kali (single use). Bahkan kebijakan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2012.
Terkait dialiser juga ternyata bisa digunakan oleh pasien yang berbeda setelah dilakukan sterilisasi dan uji kelayakan. Jadi, semuanya memang ada SOP yang amat ketat soal cuci darah di RSCM menilik penjelasan Sumariyono.
Direktur RSCM Lies Dina Liastuti juga menampik penyataan Prabowo bahwa para dokter dan paramedis di RSCM tidak dibayar berbulan-bulan karena krisis yang terjadi di BPJS. Ia menegaskan bahwa RSCM tidak pernah gagal membayar hak para dokter dan paramedis mereka.
Prabowo juga mungkin kurang info bahwa defisit BPJS sudah dibayar oleh APBN sebesar Rp10,25 triliun dalam dua tahap. Artinya, tidak ada masalah lagi dalam pelayanan kesehatan terhadap rakyat yang terdaftar dalam BPJS. Itupun tunggakan ada yang diakibatkan karena anggota BPJS yang tidak bayar-bayar. Masalah ini sedang dibenahi oleh BPJS.
Apa yang dilakukan Prabowo jelas-jelas meruntuhkan nama RSCM dan juga menyinggung Kementerian Kesehatan yang selama beberapa tahun ini gencar melawan hoaks tentang kesehatan.
Cocoknya sih Prabowo dijadikan Duta Kesehatan. Biasanya kan di Indonesia begitu. Kalau ada yang kepeleset lidah langsung dijadikan ikon perubahan. Rasanya ide ini memang cocok agar Prabowo tidak berulang kali melakukan kebohongan dan kebohongan yang berulang-ulang.
Setali tiga uang dengan konco-konconya, kali ini malah Andi Arief dan Ustad Tengku Zulkarnain yang ikut-ikut menyebarkan hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos datang dari Tiongkok di Pelabuhan Tanjung Priok. Hoaks awal tahun ini menarik juga sih, soalnya Andi Arief langsung menghapus twitnya. Tengku Zulkarnain apalagi, hipotesanya udah terlampau imajinatif.Â
Yang jelas, KPU juga sudah membantah hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos itu. Malahan, Bareskrim Polri saat ini sudah menangkap dua orang tersangka penyebar hoaks. Dan Bareskrim tidak akan berhenti sampai di situ saja. Semua akan diusut sesuai dengan laporan dan bukti-bukti yang sudah diberikan oleh KPU.
Lalu pertanyaannya masihkan rakyat percaya dengan koalisi hoaks seperti ini?