Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dulu Nantangin Debat Bahasa Inggris, Sekarang Diundang Baca Al-Quran Aja Ciut

30 Desember 2018   22:58 Diperbarui: 30 Desember 2018   23:05 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun 2018 ternyata kondisi politik di Indonesia bukan makin panas, tapi malah makin lucu deh. Mulai dari video perayaan natalan yang dihapus, sampai dengan undangan tes baca Al-Quran dari Dewan Ikatan Dai Aceh yang ditolak secara halus oleh Capres Prabowo dan Cawapres Sandiaga Uno.

Eh, masih pada ingat enggak sih koalisi Prabowo sempat mengusulkan debat Capres dan Cawapres dengan Bahasa Inggris September lalu? Kesannya koalisi Prabowo itu nantangin Jokowi yang Bahasa Inggrisnya masih Indonesia banget.

Siapa bilang Jokowi gak bisa Bahasa Inggris? Jokowi bisa kok Bahasa Inggris! Bisa ngobrol sama Barrack Obama, PM Kanada Justin Trudeau, dan pemimpin dunia lainnya tanpa translator.

Bahasa Inggris Jokowi itu Bahasa Inggris fungsional, yang penting dalam komunikasi itu kedua belah pihak memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan. Beres!

Ya sayangnya wacana debat capres dalam Bahasa Inggris ini kurang subtansial sehingga agak sulit diakomodasi oleh KPU dalam Debat Capres secara terbuka. Pasalnya negara Indonesia ini punya banyak suku bangsa yang disatukan oleh Bahasa Indonesia jadi bukan Bahasa Inggris. Ingat dong Sumpah Pemuda?

Ya, kalau mau dipaksakan debat capres pakai Bahasa Inggris mungkin hanya anak Jakarta Selatan aja yang literally mengerti isi debatnya. Sementara rakyat lainnya yang ingin memahami lebih dalam visi misi kedua capres jadi kurang paham. Malah merugikan bagi pasangan capres dan cawapres toh?

Jokowi jadi imam sholat maghrib/Foto Dream.co.id
Jokowi jadi imam sholat maghrib/Foto Dream.co.id
Beda dengan tes baca Alquran. Tes membaca Alquran adalah hal yang paling substansif sebagai seorang muslim. Bahkan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itu adalah IQRA. Bacalah!

Kalau Prabowo meneladani seorang Rasul SAW. yang dikenal sebagai ummiy, tidak bisa baca tulis. Seharusnya jusru Prabowo lebih terpacu untuk belajar baca tulis Al-Quran dalam waktu singkat.

Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa memang belum bisa membaca AlQuran. Toh sekarang cukup banyak metode baca Alquran dengan cara cepat, mudah, dan praktis. Bahkan bisa dituntun dengan buku Iqra seperti anak TPA. Malahan ada metode belajar baca Alquran dalam waktu 19 jam.

Kondisi buta huruf Al-Quran juga jadi pekerjaan rumah bagi Capres dan Cawapres terpilih. Apalagi keempat pasangan ini adalah muslim. Ya, meskipun ada salah satu calon yang keluarga besarnya berasal dari Kristiani, tak masalah juga sih.

Justru menunjukkan bahwa Indonesia ini memang plural. Apa jadinya kalau Prabowo terpilih jadi presiden justru didompleng sama gerakan 212 pro-khilafah HTI yang menginginkan penerapan negara Islam. Mau dikemanakan keluarganya?
 
Oh ya, yang memprihatinkan, menurut hasil riset Institut Ilmu Alquran bahwa 65 persen masyarakat Indonesia buta huruf Alquran. Jadi, Prabowo mungkin hanya sebagian persen saja. Masalah ini bukan hanya masalah Kementerian Agama atau MUI saja, tapi juga masalah Alumni 212, masalah Ulama GNPF, masalah umat Islam secara nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun