Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Bencana Dijadikan Alat Menyerang Petahana

8 Oktober 2018   20:50 Diperbarui: 8 Oktober 2018   21:02 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal terbawa ke daratan akibat tsunami di Palu/kompas.com

Belum kering air mata dalam gempa Lombok, Indonesia kembali dilanda musibah yang menimpa warga di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 tersebut tak disangka menimbulkan tsunami dalam waktu singkat, pada Jumat (28/9). Tsunami dengan ketinggian antara 3 sampai dengan 5 meter datang dalam rentang waktu 8 menit setelah gempa bumi melanda.

Tidak hanya itu saja, diperkirakan masih ada ribuan korban yang terkubur akibat likuifaksi di Perumnas Balaroa dan Petobo. Hingga Minggu (7/10), tercatat sudah ada 1,944 orang korban meninggal dunia dalam musibah gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

Dalam situasi yang serba kacau tersebut ternyata dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk menyerang petahana. Kondisi Palu yang baru saja diterjang oleh tsunami dan gempa bumi memang membuat sebagian besar korban linglung, dan panik.

Belum lagi ditambah oleh ulah oknum yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan melakukan pencurian berapa barang. Andaikata pencurian tersebut untuk bertahan hidup karena semakin menipisnya bahan makanan, masih bisa ditoleransi. Tetapi, justru yang terjadi adalah beberapa oknum memanfaatkannya dengan mencuri beberapa peralatan elektronik serta handphone.

Inilah yang dimanfaatkan oleh oposisi bahwa negara tidak hadir pada saat bencana. Padahal untuk bisa mencapai Palu dan Donggala dalam waktu singkat  di tengah bencana bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan akses transportasi yang cepat dan tidak membahayakan para relawan maupun petugas.

TNI dan Polri respon cepat menjaga objek vital di Sulawesi Tengah/kompas.com
TNI dan Polri respon cepat menjaga objek vital di Sulawesi Tengah/kompas.com
TNI dan bantuan dari POLRI pun langsung diturunkan pada hari Sabtu, sehari setelah gempa dan tsunami, untuk mengamankan beberapa objek vital sembari membawa bantuan. Belum bisa mengantisipasi beberapa kekacauan kecil. Tetapi setidaknya negara pada saat itu hadir dan langsung melakukan upaya rehabilitasi dan normalisasi pasca bencana.

Pertamina pun turut andil untuk menyediakan bahan bakar minyak di daerah Palu dengan menggandeng Basarnas Palu serta menggunakan kapal SAR dari Kendari untuk kebutuhan penanggulangan bencana.

Tentunya memang tidak ada yang instan upaya pemulihan setelah gempa bumi dan tsunami hebat di Palu dan Donggala dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk normalisasi aliran listrik serta ketersediaan bahan bakar yang bisa diakses oleh para relawan korban maupun warga yang tidak terkena dampak bencana.

Upaya tersebut dilakukan secara bertahap melalui berbagai jalur terutama jalur laut sementara jalur pendaratan pesawat terbang masih dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Kondisi akses jalur darat yang memang terganggu tidak menyurutkan Pertamina untuk mengirimkan bantuan ke Sulawesi Tengah dari Kalimantan.

Pada hari Minggu (30/9), tamina mengirimkan bantuan langsung berupa makanan ringan serta air mineral. Selain itu Pertamina juga mengirimkan bantuan 200 tabung elpiji 12 kg dan juga 50 tabung elpiji 5,5 kg. Bantuan tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Bantuan tahap 2 dikirim pada hari Senin (1/10) dengan mengirimkan kapal MV Unggaran milik Pertamina hulu Mahakam dari pelabuhan Somber Balikpapan.

TNI dan POLRI menjaga SPBU di Palu/kompas.com
TNI dan POLRI menjaga SPBU di Palu/kompas.com
Upaya-upaya tersebut jelas merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap korban bencana alam baik di Palu Donggala dan juga di Lombok yang saat ini masih dalam kondisi pemulihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun