Waktu saya memutuskan untuk menjadi seorang freelancer, tidak sedikit yang berdecak kagum. Terus saya mikir "Am I so great being a freelancer?". Padahal perasaan saya biasa aja deh jadi seorang freelancer. Bahkan kadang-kadang masih ada yang menganggap freelancer sebagai masyarakat kelas dua karena gak punya pekerjaan tetap.
Apa sih yang membuat mereka kagum dengan seorang freelancer?
Bisa jadi karena memang tidak mudah untuk menjadi seorang freelancer di tengah ekonomi yang sulit. Indonesia punya banyak utang guys!
Baca Jadi Pekerja Lepas Itu Berat, Biar Aku Saja
Pemerintah sebetulnya sudah memberikan angin segar. Terutama tentang aturan THR bagi pekerja kontrak. Jadi, sebetulnya freelancer atau pekerja paruh waktu pun berhak untuk mendapatkan THR. Cuma, balik lagi memang ke perusahaannya. Ada yang rela dan sadar memberikan, namun banyak juga yang kurang peka hahahaha.
Baca Ingin Jadi Freelancer? Ini 5 Hal yang Harus Disiapkan
Sebagai seorang freelancer gak boleh cemen. Dikit-dikit curhat di medsos gara-gara gak dapat THR dan play victims. Kalau kayak gitu malah nunjukin jati diri sebenarnya sebagai orang yang enggak punya kebanggaan sama sekali.
Bener, jadi freelancer itu harus punya pride. Ya, meskipun kadang invoice susah cair dan kudu cari utangan dulu buat bisa bertahan. Tapi, kalau yakin sama Gusti Alloh, ada kok yang sudah bertahun-tahun survive sebagai seorang freelancer tanpa harus mengemis THR.
Makanya kadang-kadang saya suka ikut gimana gitu klo baca curhatan yang THRnya kecil atau apalah. Harusnya kan mereka bersyukur dapat THR, dapat gaji ke-13. You know what I mean hahaha.