Rasanya belum lengkap jika kunjungan saya ke Macau awal tahun 2018 lalu jika belum menemukan masjid. Sehari sebelumnya, masjid ini sebetulnya sudah dalam daftar tempat yang bakal saya kunjungi. Tapi, karena padatnya agenda kegiatan bersama Kompasianer lainnya, saya baru bisa mengunjungi Mosquita de Macau yang lokasinya ternyata berseberangan dengan Pelabuhan Macau di hari terakhir.
Saat itu padahal hari terakhir saya di Macau. Karena saya berencana extend dan melanjutkan perjalanan saya ke Hong Kong. Berbekal GPS dan keberanian, akhirnya saya berjalan kaki dari Hotel, kemudian melewati Senado Square ke arah Masjid satu-satunya di negara Macau.Â
Meskipun Macau dikenal sebagai salah satu negara judi yang dikunjungi jutaan pengunjung setiap tahun, tapi negara ini tetap memberikan kebebasan dalam beragama termasuk untuk mendirikan sebuah masjid di pinggir kota. Lokasinya menurut saya tidak terlalu jauh dari Senado Square. Saya berjalan kaki kurang dari tiga kilometer saja di pagi hari saat langit masih gelap.
![Sebuah pemakanan di Macau (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/20/traveling-di-macau028-5b0192ff5e1373659817e8a3.jpg?t=o&v=770)
Menariknya lagi, pejalan kaki di Macau itu nomor satu. Benar kata orang-orang yang sudah pernah menyambangi beberapa negara maju. Di sini saya benar-benar menikmati menjadi seorang pejalan kaki. Sendirian, berjalan kaki dari tengah kota ke pinggir kota demi mencari sebuah masjid yang dijadikan tempat ibadah sekitar 400 orang komunitas muslim di Macau.
![Sebuah rumah yang cukup megah di pinggir kota (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/20/traveling-di-macau029-5b01951bcaf7db29dd0e1802.jpg?t=o&v=770)
Budaya di Macau memang masih sangat kental dengan budaya dari Portugis. Negara ini dulunya memang dijajah oleh Portugis sebelum dikembalikan kepada Tiongkok. Begitu juga dengan Hong Kong yang merupakan bekas jajahan Inggris. Jadi, dua negara yang bertetangga ini memang memiliki ciri khasnya masing-masing.
![Gerbang Masjid yang terkunci rapat (dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/20/traveling-di-macau030-5b0196afcaf7db3726176cc2.jpg?t=o&v=770)
"Sorry, may I ask? Is it close or open?" tanya saya.
"oh, yes it's open. you can enter anytime. But, I think no one there right now" timpalnya.
Saya pikir saya masih bisa mengejar salat subuh di Masjid ini. Karena jam salat subuh di Macau hampir mendekati pukul 6 pagi waktu setempat. Apa daya, akhirnya saya pun pulang dengan tangan hampa. Saya hanya bisa memotret masjid kecil dari balik jeruji pagar masjid dengan tembok yang sudah kusam.