Awalnya saya mengenal seblak dengan sebutan kerupuk setan. Disebut kerupuk setan karena rasa pedasnya yang tak tertahankan. Variannyapun cukup banyak mulai dari seblak berwarna hitam sampai dengan seblak berwarna merah. Warna tersebut membedakan dari tingkat kepedasannya. Semakin hitam, tingkat kepedasan seblak semakin tinggi.
Entah apa yang dicari, mungkin saja yang membuat saya ketagihan karena rasa pedasnya sambil menikmati keriuknya seblak yang dicampur dengan nasi hangat.
Nah, tempat untuk belanja seblak yang terjangkau itu di Pasar Kosambi Bandung. Kita bisa memilih seblak dengan ukuran seperempat, setengah kilo sampai dibuat satu kilo per kantung. Jadi, kalau mau beli oleh-oleh grosiran, seblak jadi salah satu yang saya rekomendasikan karena hampir disukai semua perempuan. Percaya deh!
Kopi Aroma
Nah, oleh oleh khas Bandung buat calon mertua itu yang cocok adalah Kopi Aroma. Tapi, syaratnya memang agar berat karena untuk membeli kopi khas Bandung ini harus antre sejak pagi hari.
Ada dua varian kopi yang dijajakan, Robusta dan Arabica. Pelanggan pun bisa memesan kopi dengan bentuk bubuk, giling kasar atau giling halus tergantung selera. Citarasa dari kopi aroma itu tidak terlalu strong, dan enak di perut.
Brownies Kukus
Nah, jika ingin mencari oleh oleh khas Bandung yang paling pas buat teman kantor biasanya saya membeli Brownies Kukus. Sekarang malah sudah banyak jenis brownies dan bolu khas dari kota Kembang. Tempat belanja brownies favorit saya tentu saja di Dago dekat dengan Terminal Simpang Dago. Harganya memang dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Masa paling indah itu satu loyang cuma dihargai Rp19.000 aja heehehehe
Sekarang sih mana bisa dapet segitu!
Nah, itulah beberapa oleh-oleh khas Bandung versi saya. Meskipun orang Bandung, selera saya termasuk kolot. Gak terlalu suka sama kuliner kekinian di Bandung yang tengah ngehits. Cukup batagor aja sudah membayar rasa kangen saya pada Bandung.