Nah, ternyata perawatan digester ini harus terus menerus dilakukan pengecekan setiap 2 hari sekali untuk mengaduk sampah dan mendorong sampah sehingga melalui proses pembusukan.
Sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam digester biasanya dicacah terlebih dahulu oleh Abdurrahman agar ukurannya tidak terlalu besar dan bisa muat, masuk ke dalam corong digester.
Sesederhana itu. Abdurahman sekeluarga kini sudah bisa menikmati biogas gratis dari sampah organik rumah tangganya sendiri.
Box tempat menampung biogas dengan indikator gelembung (dok.pribadi)
Untuk soal keamanan Abdurrahman tidak khawatir karena penampungan bio gas ini sudah dipastikan aman asal dijauhkan dari sumber api. Begitu juga penampungan biogas yang sudah dipasang indikator gelembung sehingga jika biogas kepenuhan indikator air akan mudah dideteksi dan dilakukan penyetopan aliran biogas ke tempat penampungan.
Biogas penuh atau berkurang bisa dilihat dari indikator yang nampak (dok.pribadi)
Indikatornya pun sangat sederhana sekali. Di dalam kotak penampungan ternyata memiliki lapisan dalam. Lapisan bening inilah yang menunjukkan biogas penuh atau kosong. Jika biogas penuh makan plastik bening di dalamnya akan ikut naik, sebaliknya jika biogas kosong plastik bening penampungan ini akan turun.
Keran untuk mengalirkan biogas ke kompor dibantu dengan pompa udara (dok.pribadi)
Agar pasokan ke dalam kompor biogas lancar ternyata masih dibutuhakan sebuah blower untuk membantu mendorong biogas. Sebetulnya jika tidak menggunakan blower pun masih bisa tapi api yang dihasilakan tidak bisa disetel besar kecilnya.
Biogas berlimpah tiap hari mandi pakai air hangat (dok.pribadi)
Karena biogas melimpah inilah keluarga Abdurrahman hampir setiap mandi menggunakan air panas. Tinggal masak di kompor sambil bergantian memandikan kedua anaknya.
Limbah digester bisa dijadikan pupuk untuk tanaman (dok.pribadi)
Digester juga tetap dilakukan pengecekan di mulut keluaran. Jika sudah penuh maka hasil olahan sampah organik yang sudah membusuk dan mengeluarkan gas ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Karena di sekeliling digester masih banyak kebon, kadang-kadang Abdurramham sembarang saja memberikan pupuk-pupuk tersebut ke beberapa tanaman yang ada di sekitarnya.
Tetangga-tetangga Abdurrahman yang awalnya kurang tertarik, kini malah mulai membuka diri dengan energi terbaharukan dari sampah organik ini. Akhirnya mereka berbondong-bondong membuat penampungan biogas sendiri di rumahnya dan mengambil aliran selangnya lansung dari digester milik Abdurrahman dan istri.
Karena keduanya merasa pasokan biogas melimpah akhirnya digester tersebut dibagi ke dua rumah lainnya ke tetangga. Selingkungan tetangga Abdurrahman jadi ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pasokan sampah organik ke digester.
Lihat Inovasi Selengkapnya