Waktu anak saya yang pertama menginjak usia 1 tahun saya sudah mulai berpikir untuk menabung untuk pendidikannya. Tahu sendiri kan, pendidikan saat ini tidaklah murah. Apalagi jika memilih sekolah swasta. Preferensi sekolah negeri atau sekolah swasta memang sangat bergantung pada pilihan orang tua.
Saya bersyukur karena istri saya bekerja di sekolah sebagai salah satu pengajar. Alhamdulillah, sekolah tersebut membebaskan biaya sekolah anak pertama dari jenjang KB, TK, SD hingga bangku SMP.
Tapi tidak semua biaya gratis. Ada beberapa item biaya yang tetap harus kami bayarkan. Itupun tidak murah seperti baju seragam, biaya ekstrakulikuler, biaya keterampilan, biaya kegiatan dan biaya lainnya yang menjadi item biaya dalam satu tahun pendidikan. Lagi-lagi biaya tersebut boleh diangsur. Sekolah juga memberikan keringan dengan cara dipotong dari gaji.
Karena ada kenaikan setiap tahun kira-kira 10 persen, maka saya mempersiapkan tabungan pendidikan insan cendekia di Bank Syariah Mandiri untuk menutupi kekurangan. Tabungan tersebut memang direncanakan untuk ananda yang pertama memasuki pendidikan SD.
Saya memilih bank Syariah karena sistemnya menggunakan prinsip syariah Mudharabah Muthlaqah. Intinya yang membuat saya menarik karena dalam tempo tertentu tabungan pendidikan ini bisa dicairkan kapan saja saat dibutuhkan tanpa dikenai denda. Setoran bulanannya pun sangat fleksibel disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
Usia anak saya yang masih belia memang tidak menjadi soal. Karena tabungan pendidikan dapat dibuka oleh kedua orang tuanya. Bagi saya yang sulit menabung di awal bulan menjadi dipaksa untuk disiplin menyisihkan pendapatan di awal untuk tabungan pendidikan anak. Ini salah satu metode yang membuat saya banyak belajar mengenai kedisiplinan.
Sebetulnya ada cara untuk bisa langsung melakukan autodebet dari beberapa bank tertentu, tapi kebetulan bank yang saya gunakan untuk penerimaan gaji bulanan tidak melakukan kerja sama dengan bank syariah. Maklum karena bank yang saya gunakan adalah bank lokal.
Tak terasa akhirnya anak saya pun sudah masuk TK. Karena satu dan lain hal, tabungan pendidikan yang saya rencanakan untuk dicairkan pada saat memasuki SD ternyata harus dicairkan 2 tahun lebih cepat dari waktu perjanjian. Â
Akhirnya saya datang ke bank dan mengutarakan maksud saya untuk mencairkan tabungan pendidikan. Ternyata prosesnya sangat mudah dan tidak dikenai denda apapun. Hanya biaya administrasi penutupan tabungan saja yang jumlahnya tidak terlalu besar.
Dari pengalaman itu ada beberapa manfaat yang bisa saya dapatkan. Pertama, disiplin menabung itu awalnya memang harus dipaksakan. Menyisihkan uang pendapatan di muka lebih ringan dibandingkan harus menyisihkan pendapatan di akhir bulan.
Kedua, perencanaan keuangan keluarga sangat penting untuk direncanakan dan dibagi ke dalam pos-pos pengeluaran. Pembagian terbesar untuk pos pendidikan sebaiknya tidak perlu menggunakan itung-itungan lagi karena pendidikan merupakan salah satu pilar kesuksesan. Ketiga, memelihara komitmen itu memang cukup sulit. Terlebih dengan gaji yang pas-pasan.