Mungkin masih banyak yang ragu dengan motor India seperti TVS Apache ini. Tapi saya dikejutkan ketika datang langsung ke pabriknya di Karawang. Ternyata motor India ini bukan motor kacangan kok. Beberapa materialnya dipilih dari bahan terbaik dan menggunakan cat terbaik di kelasnya. Nanti akan saya tunjukkan video bagaimana seorang Kevin Alegion, salah satu admin Kompasiana, menguji ketahanan spakbor motor TVS Rockz dengan cara menaiki dan menginjaknya. Hal itu dilakukan sebagai bukti bahwa material yang dipilih TVS merupakan material terbaik.
Namun sebelum saya tunjukkan video tersebut saya ingin mengajak juga melongok seperti apa sih sosok TVS Apache RTR 200 4V ini? Kenapa bintang Indonesia yang kerap main di film-film Hollywood, Joe Taslim, mau menjadi brand ambassadornya?
Desain
TVS Apache RTR 200 4V berselimut kabut di bukit Wanayasa Purwakarta (dokpri)
Dari segi desain sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya kalau TVS Apache RTR 200 4V ini mengusung tema Japanese style. Setidaknya itu terlihat dari desain lampu depan dan tangki bahan bakarnya. Usut punya usut ternyata desain bodi TVS Apache RTR 200 4V ini berasal dari konsep motor yang sama mengusung tema Draken. Gak percaya? silakan deh googling bentuk konsep TVS Draken yang pernah dipamerkan sebelum TVS Apache RTR 200 4V ini diluncurkan medio Januari 2016 lalu.
Suka banget sama warna putihnya (dokpri)
Lekuk tubuh TVS Apache RTR 200 4V ini boleh dibilang tongkrongan yang asyik buat diajak jalan. Apalagi jok duduknya sudah mengusung tema
racing yang dibuat terpisah buat pengemudi dan penumpang. Jujur saya sendiri belum pernah sih cobain jadi penumpang, tapi sebagai pengemudi, dengan tinggi sekitar 160 cm dan berat 60 kg, bagi saya TVS Apache RTR 200 4V ini cukup bisa saya kendalikan dan
handlingnya lumayan oke selama di perjalanan. Ya meskipun memang kudu jinjit balet saat di lampu merah hahaha.
tanki bensin yang posisinya asimetris (dokpri)
Salah satu yang juga unik adalah tutup tanki bensi yang mengusung konsep asimetris. Jadi, benar-benar keluar dari konsep selama ini diketahui oleh masyarakat pada umumnya yang simetris berada di tengah. Tanki bensin lebih condong ke sebelah kanan jika dilihat dari posisi pengendara. Mungkin sebagian orang berpikir konsep ini sedikit aneh dan kurang umum. Tapi, upaya ini boleh diapresiasi sebagai salah satu pembeda dengan kompetitor.
Namun, kedepan TVS harus hati-hati dalam urusan simetris dan asimetris. TVS harus belajar pada model lampu asimetris Honda Tiger Revolution 2009 yang banyak dikritik oleh fansboynya karena bentuknya tidak lumrah. Apalagi posisinya terlihat dari depan. Untung tanki ini tidak terlalu mencolok jika dilihat dari depan atau samping.Â
Saat siang buntut belakang ini ada yang bilang aneh. Mungkin desainnya seperti kacamata terbalik. Coba aja lihat lebih seksama. Nah, tapi saat malam justru menurut saya terlihat cukup menarik. Apalagi sudah menggunakan lampu LED. Hanya saja harus diuji lagi saat hujan apakah nyiprat belakang apa enggak. Saat turing kemarin memang sempat hujan rintik tapi tidak sampai deras.
Teknologi
Untuk teknologi rasanya saya masih awam untuk membahas ini, yang jelas dari segi keiritan bensin boleh diakui bahwa TVS Apache RTR 200 4V ini irit minum. Pulang pergi dari Jakarta ke Purwakarta menempuh jarak sekitar 220 km hanya habis 2 bar setelah diisi full tank di Jakarta. Percaya atau enggak ya memang ini harus diukur lebih lanjut lagi. Secara kasat mata itu yang saya saksikan sendiri. Kapasitas tangkinya sendiri mampu menampung 12 liter bbm.
Efisiensi bahan bakar untuk motor dengan mesin 200cc ini boleh lah dibandingkan dengan kompetior lain. Dengan teknologi SOHC, 4 Valve, Oil Cooled dan teknologi DFI Logic BOSCH membuat TVS Apache RTR 200 4V memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang cukup tinggi untuk ukuran motor laki cc gede.
Lihat Otomotif Selengkapnya