Sehari yang lalu (4/12) saya sekeluarga (anak dan istri) mencoba untuk memanfaatkan tiket mudik gratis. Acara mudik gratis ini digagas oleh Giant Hypermarket. Setelah berbelanja Rp. 100.000,- setiap pelanggan akan mendapatkan satu poin gratis mudik di struk belanja. Minimum para pelanggan harus mengumpulkan 10 buah poin. Saya merasa cukup beruntung karena mendapatkan 60 poin sehingga bisa ditukarkan dengan 6 buah tiket bus mudik gratis ke berbagai jurusan. Untuk mendapatkan tiket pun tidak mudah, karena di beberapa cabang Giant sudah ludes sejak lama sebelum bulan Ramadhan. Saya sendiri merasa sedikit kecewa karena informasi ketersedian tiket di website resmi giant tidak aktual dengan kondisi dilapangan. Sepekan sebelum memasuki bulan Ramadhan saya menjelajahi beberapa cabang Giant mulai dari Gading Serpong hingga ke Cibubur. Akhirnya saya mendapatkan 3 tiket di Giant Pamulang dan sissanya mendapatkan di Giant Cibubur setelah berjuang dari pintu ke pintu.
Awalnya saya tidak berminat untuk menggunakan tiket mudik karena jurusan yang saya ambil terbilang cukup dekat yaitu Bandung. Tetapi tidak ada keluarga lagi yang dapat menggunakan tiket tersebut. Akhirnya daripada mubadzir lebih baik saya gunakan meskipun hanya sekedar mudik ke Bandung. Setelah lebih dari sebulan menunggu akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang jua. Tepat pada tanggal 4 Agustus 2013 subuh kami berangkat dari Pamulang tepat pukup 4 pagi. Kami sengaja datang lebih awal agar dapat menukarkan tiket lebih awal. Karena di jadwal setiap pemegang tiket diwajibkan untuk melakukan registrasi ulang dan tidak dapat diwakilkan. Atas dasar itulah kami semua berangkat sejak sahur. Sengaja mencarter sebuah angkutan umum agar dapat memuat barang bawaaan dengan lebih leluasa. Jalanan pagi hari itu sangat lengang. Kondisi jalan sudah cukup ramai namun lancar. Menurut petunjuk yang ada ditiket kami harus berkumpul di Lapangan Parkir Timur Senayan. Daftar ulang akan dilakukan sejak pukul 6 pagi. Syukurlah kami tiba lebih awal sehingga bisa langsung antri pertama di loket daftar ulang.
Tiga orang kebetulan pulang mudik dengan tujuan Kebumen, Jawa Tengah. Sedangkan tiga lainnya tujuan Bandung. Saya sendiri tak perlu berdesakan dan berhimpitan mengikuti jalur antrian, karena untuk loket tujuan Bandung penumpangnya bisa dihitung dengan jari. Kondisi sebaliknya dirasakan saudara-saudara kita yang hendak mudik ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun sudah yang kesekian kalinya Giant melaksanakan mudik gratis nampaknya dilapangan masih terdapat kesimpang siuran. Salah satu calon penumpang bahkan berkata "Ini panitianya banyak tapi tidak punya kordinasi satu sama lain, jadi sepertinya proses daftar ulang banyak yang mengalami kendala dan tidak serempak dibuka tepat pada pukul 7." Wal hasil banyak penumpang yang harus menuggu di trotoar-trotoar jalan dan berteduh di bawah pepohonan sementara keluarga yang lainnya berjuang untuk melakukan regristrasi ulang.
Boleh dibilang kegiatan mudik yang saya alami pertama kali ini hanya sekedar pencitraan belaka. Bayangkan saja, musholla saja tidak disediakan dengan baik. Padahal hampir 90 % lebih sepertinya para peserta mudik adalah umat Islam. Tapi untuk urusan toilet sepertinya cukup memadai karena sudah tersebar beberapa toilet portable di beberapa titik sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan antrian yang cukup panjang. Para penumpang jurusan Bandung rata-rata memang hanya sekedar iseng ingin mengetahui kondisi mudik gratis. Walhasil menurut petugas loket hanya ada 14 orang penumpang jurusan Bandung dari 50 kursi lebih yang disediakan dalam satu bus. Beruntung saya dan keluarga masuk dalam pemberangkatan kloter pertama dalam prosesi pelepasan yang rencananya akan dilepas oleh Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Kebetulan beberepa hari sebelumnya Jokowi melepas peserta mudik gratis dari Alfa, Carefour dan terakhir dari Giant. Sayang Jokowi tidak tampak melepas para peserta mudik di tengah-tengah panggung. Menurut kabar dari para peserta mudik yang mewakili Jokowi adalah Walikota Jakarta entah Jakarta bagian mana. Yang jelas sepertinya cukup banyak pejabat teras yang hadir di tenda VVIP mulai dari pejabat Giant sampai dengan pejabat Kepolisian.
"Semua penumpang diwajibkan memiliki tiket" kalimat itu yang menjadikan proses daftar ulang sepertinya lebih lama. Saya sendiri membawa anak umur 2,8 bulan. Tidak dijelaskan jika harus mendapatkan tiket juga di awal pendaftaran. Akhirnya setelah mendatangi loket daftar ulang, kami harus melapor dulu ke pusat informasi untuk mendapatkan tiket untuk anak kami dan jaminan asuransi dari MNC insurance. Ternyata banyak juga yang harus mengurus dengan masalah yang sama. Rata-rata yang memiliki anak dibawah umur tidak diberikan informasi lengkap mengenai mekanisme yang jelas. Untunglah antrian saya sangat sedikit. Lalu bagaimana dengan antrian yang mengular? Sudah antri lama-lama harus di oper ke pusat informasi dan mengantri dari awal kembali.
Tak ayal beberapa kali suara-suara seruan, cemoohan beberapa kali terdengar dari area Jawa Tengah yang notabene sepertinya peserta mudik terbanyak dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur. Disaat panas mulai terik dan matahari mulai naik beberapa ibu-ibu yang membawa anak-anaknya terlihat sudah kesal karena lamanya menunggu. Selain itu beberapa batita dan balita sudah terlihat kelelahan. Mungkin saja mereka sama seperti kami yang datang sejak subuh dini hari tapi ternyata keberangkatan baru di mulai pukul 9 pagi.
3 orang saudara kami yang pulang ke Kebumen pun mengeluh karena baru berangkat pukul 12 siang. Sementara itu diwaktu yang sama saya dan keluarga malah sudah sampai di depan pasar Caringin, Bandung sekitar pukul 11 lebih. Ya kami memang beruntung karena masuk kloter pertama pemberangkatan mewakili Jawa Barat. Karena ikut keberangkatan pertama saya tidak begitu mengetahui hiruk pikuk yang terjadi di Senayan. Beberapa
berita menyebutkan malah ada pemudik yang terlantar karena Bus yang harus mengantar tak kunjung datang. Sangat menyedihkan! Bahkan penumpang yang seharusnya berangkat ke Bandung sama-sama sejumlah 14 orang tidak semuanya terangkut. Hal ini terjadi karena LO selaku petugas yang mengantar penumpang dari loket menuju bus hanya santai-santai dan ngobrol bersama teman-temannya tanpa menghiraukan penumpang yang sudah melakukan daftar ulang. Hal ini berbeda dengan LO bagian Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ikut kelabakan karena membludaknya penumpang.
Walhasil ada seorang ibu-ibu dengan tujuan Bandung yang sepertinya ketinggalan. Ia padahal sama-sama melakukan daftar ulang bersama kami. Meskipun sudah saya sampaikan pada supir, tapi supir sepertinya juga kurang mendapatkan briefing yang lengkap dari panitia. Walhasil bus tetap melaju. Nomor bus saya adalah 001. Saking kosongnya bus sempat-sempatnya mencari penumpang di daerah Bekasi kalau tidak salah. Syukurlah tidak ada calon penumpang yang masuk. Akhirnya bus terus melakukan perjalanan. Meskipun kami menaiki bus Pariwisata tapi kondisi bus sepertinya kurang terawat. Untunglah tujuan kami sangat dekat yaitu Bandung. Saya sempat berkeliling melihat-lihat bus-bus dengan tujuan lainnya. Rata-rata bus tujuan Jawa Barat dan Lampung kondisi bodynya terlihat sudah tua, entahlah kondisi mesinnya. Namun, melihat kondisi bus ke Jawa Tengah dan Jawa Timur sepertinya para penumpang bisa tenang karena kondisi busnya cukup terawat dan terlihat seperti armada baru.
Lucunya ketika sedang berkeliling itu saya mendengar omelan seorang majikan yang terpaksa harus ikut menunggu barang pembantu rumah tangganya sementara sang pembantu mungkin sedang berjibaku mengantri ikut proses daftar ulang. Sepertinya sang majikan kecewa karena dirinya jadi repot sendiri karena harus ikut ketiban pulung menunggu di tempat parkir tanpa seorang teman dan hanya mengomel lewat sambungan telepon. Dari pengalaman mudik bersama para malaikat ini, sepertinya cukuplah menjadi pengalaman yang pertama dan terakhir. Jika terpaksa harus ikut mudik gratis lagi, yaaa pilihlah jurusan yang paling jauh dengan poin tiket kereta atau pesawat terbang. Kelas bus memang sepertinya kurang terkordinasi dengan baik. Sangan disayangkan padahal ini bukan kali pertama Giant melaksanakan mudik gratis. Acara mudik gratis ini sangat positif jika dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pelayanan yang baik. Mohon maaf penumpang saja tidak mendapatkan
snack di jalan bagi tujuan ke Jawa Tengah sekalipun. Padahal musafir diberikan keringanan untuk tidak berpuasa. Dari berbagai kendala yang ada semoga dijadikan pembelajaran bagi semua penyelenggara mudik gratis. Jangan pula para pemudik ini dijadikan sebagai pencitraan bahwa perusahaan peduli. Padahal sudah cukup banyak juga uang yang dikeluarkan pemudik demi menukarkan dengan sebuah poin. Pemudik-pemudik ini untunglah memiliki tingkat kesabaran seperti para malaikat. Meski berpeluh dan berdesakan ria, mereka dengan seksama mengantri dengan tertib agar bisa berkumpul bersama keluarga di saat
lebaran.
Salam Hangat
@DzulfikarAlala http://DzulfikarAlala.wordpress.com Semua foto adalah dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya