Saya merasa beruntung dapat mengunjungi pulau Kotok di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta secara gratis. Kebetulan saat itu saya lolos seleksi dan masuk ke dalam 10 finalis dalam sebuah kompetisi blog tentang keindahan alam pulau Seribu DKI Jakarta. Inilah kesempatan kedua kalinya berwisata ke kepulauan Seribu setelah sebelumnya saya pernah mengunjungi pulau Pari. Pulau Kotok ternyata lebih jauh dibandingkan dengan Pulau Pari. Pulau Kotok masuk ke dalam gugusan pulau paling utara dari Jakarta. Pulau Kotok adalah sebuah resort sehingga tidak bisa secara umum dikunjungi seperlu pulau-pulau lainnya yang dijadikan sebagai tempat pemukiman penduduk. Selain terdapat sebuah Resort, di pulau yang sama terdapat sebuah penangkaran burung Elang Bondol yang merupakan maskot kota DKI Jakarta. Maskot ini bisa dilihat pada lambang Bus Trans Jakarta.
Perjalanan kami dari dermaga 15 pantai Marina Ancol cukup lancar karena laut pagi hari relatif lebih tenang. Tujuan kami datang ke Pulau Kotok yakni untuk melaksanakan open water exam, scuba diving. Kebetulan kursus scuba diving termasuk paket hadiah yang diberikan secara cuma-cuma kepada 10 finalis. Inilah pengalaman scuba diving pertama kalinya bagi saya. Lucunya saya tidak terlalu mahir berenang sehingga sempat ditertawakan oleh pelatih bahkan teman-teman finalis lainnya. Tapi itupun hanya sekedar lelucon saja. Pada intinya pelatih sangat senang jika ada warga negara Indonesia yang mulai menyukai olahraga scuba diving. Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan. Terlalu rugi untuk dilewatkan jika seorang putra bangsa tak pernah sama sekali menikmati keindahan dasar lautnya.
Setelah selama sepekan berlatih di gelangang renang Senayan Jakarta setiap malam, saya mulai membangun kepercayaan diri dan menyiapkan mental. Apapun yang terjadi saya harus menyelam! Itulah tekad saya. Alhamdulillah berkat latihan yang disiplin dan tidak pernah bolos saya bisa juga merasakan bagaimana rasanya scuba diving untuk pertama kalinya di pulau Kotok. Saya tidak begitu menghiraukan fasilitas yang diberikan resort disana karena saking excitednya mengikut setiap sesi ujian open water.
Kami di bimbing oleh sebuah organisasi yang langsung dinaungi oleh organisasi renang Internasional NAUI. Kami merasa beruntung karena mendapatkan pelatih professional yang memberikan pengetahuan dan informasi resiko paling fatal jika kami tidak memiliki keahlian dan skills khusus yang harus dikuasai divers. Berkali-kali kami diingatkan bertapa pentingnya penguasaan skills scuba diving. Tentu saja dengan harapan meminimalisasi resiko terburuk jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Semua dilakukan berdasarkan perhitungan dan tidak asal menyelam.
Pulau Kotok ternyata memiliki air laut yang sangat jernih seperti air yang baru keluar dari mata air. Banyak sekali rombongan ikan kecil yang masih bermain-main di pinggir pantai dan sekitar dermaga. Pulau-pulau di Kepulauan Seribu memiliki pantai yang landai sehingga merupakan tempat yang sangat cocok pula untuk bersnorkeling ria sambil menikmati keindahan bawah lautnya. Beberapa dari kami bahkan beruntuk bisa melihat seekor penyu yang bermain-main di sekitar dermaga kemudian menjauh kembali ke tengah lautan. Bahkan rekan saya betapa mudahnya mengabadikan ikan badut yang juga dikenal dengan ikan nemo karena ceritanya pernah diangkat dalam film animasi layar lebar "Finding Nemo". Film tersebut juga yang membuat saya semakin bersemangat untuk menikmati keindahan bawah laut dengan cara scuba diving.
Pada hari pertama ujian, saya belum bisa menyesuaikan dengan berat tubuh saya sehingga saya tidak bisa mengendalikan
bouyancy saya dengan baik. Namun, demikian saya sangat senang sekali karena ternyata dibawah sana selain menyimpan banyak keindahan juga ancaman yang tidak kita ketahui. Apalagi saat pertama kali turun ke dasar laut kaki saya tersengat tanaman yang dikenal dengan bulu ayam. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk terus belajar dengan seksama langkah-langkah yang perlu dilakukan baik ketika melakukan fun dive maupun dalam keadaan emergency. Beberapa diantara kami ada yang pernah juga merasakan scuba diving, bahkan salah satu rekan kami sudah terbiasa menyelam tampa menggunakan alat alias free diving. Dia begitu lihai sehingga leluasa untuk mengambil-ngambil gambar dengan kamera kedap airnya. Sesekali kami yang amatir malah minta di foto, bernarsis ria di bawah laut.
Setelah dua kali penyelaman yang sangat melelahkan akhirnya kami kembali ke pemondokan. Beberapa diantara teman-teman ada yang tetap tinggal di dermaga untuk menyaksikan sunset. Setelah selesai makan malam, kami diwajibkan mengerjakan tes tulis. Tes tertulis ini sangat sulit sekali. Selain pengetahuan dasar tentang kemampuan menyelam juga ada beberapa pertanyaan tentang hukum-hukum fisika. Wal hasil membuat kami semua kelimpungan semua karena harus berkutat dengan angka-angka hahahaha. Setelah mengerjakan ujian tertulis kemudian kami bermain werewolf hingga dini hari. Permainan tersebut ternyata membuat hubungan kami semakin akrab dan semakin mengetahui karakter masing-masing.
Saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan berada di pulau yang cukup indah. Gambar-gambar menarik sempat saya abadikan sehingga bisa saya jadikan bahan tulisan dalam lomba babak final. Hari kedua saya merasa lebih percaya diri karena sudah bisa mengatur daya apung tubuh di dasar laut. Saat itu saya merasakan sekali betapa nikmatnya mengambang di dalam laut sambil melihat pemandangan yang menakjubkan. Mulai dari terumbu karang, anemon hingga ikan-ikan kecil yang tidak saya ketahui nama dan jenisnya.
Saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan emas tersebut bersama rekan-rekan lainnya. Saya sangat menikmati sekali hidup di sebuah pulau yang bersih, aman dan damai. Selain itu kami juga mendapatkan tambahan teman baru. Pengunjung di Pulau Kotok lebih didominasi oleh warga asing. Hal yang membuat saya malu ternyata kepedulian mereka terhadap lingkungan sangat tinggi. Misalnya mereka tidak pernah membuang sampah sembarangan entah itu di pulau maupun di pantai. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Bersama Buddy saya (dok.Agus Hong)"]
[/caption] Menikmati keindahan laut tidak akan ada habisnya. Meskipun dengan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang masih suka menaklukkan tingginya sebuah gunung. Bagi saya, setelah mengetahui nikmatnya keindahan bawah laut menjadikan saya tidak mau naik gunung lagi. Karena di dalam laut pun terdapat gunung. Kebersamaan kami selama 2 hari 1 malam terasa begitu singkat. Suasana semakin akrab karena kami sudah seperti layaknya saudara. Baik kepada instruktur, para panitia, para sponsor dan para partner.
Boleh dibilang saya pun sampai lupa seperti salah satu peserta lainnya bahwa kami melakukan scuba diving pada hari pertama bersama sicantik Riyyani Djangkaru yang dulu sangat di kenal dalam program Jejak Petualang. Dari kegiatan tersebut saya malah sempat terpikir untuk resign sebagai guru. Tapi, setelah dipikir kembali memang benar, bahwa menyelam hanyalah sebatas memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Sedangkan dengan mengajar saya malah bisa mendapatkan lebih dari itu, bisa mengaktualisasikan diri dan bisa mendapatkan pengakuan dan apresiasi baik dari para orang tua siswa maupun para siswa itu sendiri. Bagaimanapun rasanya saya akan semakin bahagia jika memiliki kesempatan berscuba diving ria bersama murid-murid saya. Alhamdulillah pula, ternyata reportase saya tentang keindahan pulau Kotok berhasil menggondol juara ketiga. Sungguh pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Scuba diving pertama, kursus gratis, alat snorkeling gratis serta bonus mendapatkan piala dan hadiah uang tunai. Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan segala kenikmatan ini. Semoga saya termasuk hamba-Nya yang bersyukur. Amin. Salam Hangat @DzulfikarAlala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya