Gaya bicara Ahok yang ceplas ceplos memang terkadang bikin orang mangkel dibuatnya. Apalagi Ahok jago banget dalam beretorika. Alasan untuk tidak mentaati Instruksi Gubernur agar tidak membawa kendaraan pribadi dianggap Ahok bukan untuk dirinya melainkan untuk para PNS DKI.
Sontak pendapat Ahok itu ditentang beberapa orang dan ditafsirkan sebuah keretakan hubungan antara Ahok dan Jokowi. Jika dilihat dari esensi yang diucapkan oleh Ahok memang benar adanya. Ahok terpilih mewakili Jokowi karena memang pilihan mayoritas warga DKI, bukan karena melewati seleksi ketat seperti PNS lainnya.
Tapi dalam kacamata keteladanan, Ahok memang sepatutnya memberikan contoh meskipun kebijakan tersebut bukan untuk dirinya. Tapi bagaimanapun Ahok sudah tepat dalam bersikap. Ia menjelaskan posisinya sebagai wakil gubernur yang merupakan jabatan politis. Dan rasanya Jokowi pun akan mafhum dengan pendapat Ahok.
Dalam hal ini Ahok sudah menunjukkan sikapnya dan tidak memberikan pendapat yang abu-abu atau keputusan yang mengambang. Ahok jelas masih dibutuhkan oleh Jakarta terutama untuk menghadapi 'preman-preman' kota yang sudah menggurita. Ahok sudah barang tentu akan melawan Presiden sekalipun jika ia berada di jalan yang benar. Dan Gamawan Fauzi pun pasti sudah sangat memahami gaya Ahok.
Di sisi lain Ahok justru memberikan keteladan kepada Presiden selaku pemimpin tertinggi negara ini. Ahok menunjukkan sikap yang sangat tegas sehingga setiap orang tidak bisa menafsirkan macam-macam. Ahok sepertinya tidak akan peduli jika dirinya akan disebut pembangkang karena dalam posisi ini Ahok sudah benar.
Kita tidak membutuhkan pemimpin yang gemar basa basi apalagi menggunakan bahasa bahasa yang bersayap. Ahok akan tetap mengawal Jakarta demi kesejahteraan rakyat. Justru Ahok lah calon presiden potensial di masa medatang. Ahok pasti tidak akan gentar melawan kepentingan asing yang mengobok-ngobok sumber daya alam di Indonesia.
Jadi rasanya tuntutan agar Ahok menggunakan sepeda atau bus, jelas salah alamat. Namun, kebijakan progressif ini seharusnya juga diterapkan oleh beberapa kementerian negara di DKI, sebagai upaya dan bentuk dukungan kepada pemerintah Provinsi DKI untuk mengurangi kemacetan. Toh hanya satu hari dalam sebulan.
Dampaknya justru akan semakin baguskarena para kepala dinas dan pejabat akan mengerti kekurangan dan kelebihan fasilitas umum yang mereka gunakan. Jadi, kebijakan Jokowi ini pun sudah tepat sasaran.
Jika memang Ahok arogan yah memang sudah karakternya. Kita tidak bisa mengubah Ahok menjadi Jokowi. Apalagi sebaliknya. Semua pemimpin progressif memiliki dasar ketika bertindak dan berpendapat. Kecuali dia tak menghiraukan kepentingan rakyat salah satunya seperti menaikkan harga elpiji di awal tahun.
So, jika Ahok arogan demi kepentingan rakyat sudah selayaknya kita dukung. Toh ini pun untuk kebaikan bersama. Kita sudah lelah dengan politikus yang cuma gemar melakukan pencitraan.
Salam Hangat