Kini teras kontrakan si empok sudah disulap menjadi warung nasi sederhana yang hampir setiap hari didatangi penghuni ruko. Warung si empok memang warung nasi paling dekat dengan ruko. Ada beberapa warteg di belakang tapi memang cukup memakan waktu dengan jalan kaki.
Si empok memiliki seorang anak perempuan yang duduk di bangku SD. Biasanya jika pulang sekolah anaknya sudah mulai merengek-rengek diperhatikan. Sementara si empok jadi dilematis saat seperti itu justru pelanggan sedang banyak-banyaknya untuk datang makan siang. Dulu si empok masih terlihat sesekali menyuapi anaknya. Tapi semenjak warungnya di perbesar dan menjadi ramai sudah jarang sekali saya melihat si empok menyuapi anaknya. Barangkali anaknya sudah bisa mandiri alias makan sendiri.
Kisah perjalanan usaha si empok ini mungkin bisa menjadi inspirasi. Jika memang ada ruko dibangun hal yang paling banyak dicari adalah warung nasi. Kebetulan saya bekerja di tiga ruko yang berbeda dengan daerah yang berbeda pula. Nah di ruko di Bintaro inilah warung nasi bisa lebih banyak di jumpai salah satunya adalah warung si empok. Sedangkan di BSD, untuk mencari warung nasi. Saya harus keluar ruko menggunakan motor. Selain jaraknya jauh harganya juga tidak seramah warung si empok. Begitu juga dengan di Joglo, Jakbar.
Empok-empok, ternyata usaha warung nasimu kini semakin besar. Dulu empok masih bisa diajal ngobrol. Sekarang empok udah sibuk melayani pelanggan jadi susah ane ngajakin ngobrolnya pegimane. Tapi gak papa sih mpok, ane demen usaha empok tambah maju sekarang ini. Moga karir empok sebagai usahawan warung nasi bisa diliput berbagai media setelah ane liput hehehehe.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H