Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kado Manis Pergantian Tahun dari Pemerintah

3 Desember 2010   09:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:03 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak mengerti jalan pemikiran pemerintah mengatur negara ini. Selain cuma sibuk bikin drama sinetron, nyatanya pemerintah memang tidak mampu memerintah negeri ini ke arah yang baik bahkan untuk menjadi lebih baik sekalipun. Hal yang ingin saya bicarakan disini adalah keputusan untuk membatasi BBM bersubsidi. Mungkin pembatasan BBM bersubsidi sudah meyeruak beberapa waktu yang lalu. Rasanya tinggal menunggu pergantian tahun menuju 2011 maka keputusan pembatasan BBM bersubsidi resmi akan dipaksakan di telan dalam-dalam para pengguna mobil pribadi.

Keputusan pemerintah adalah melarang semua jenis mobil pribadi (tidak hanya keluaran 2005 kebawah) untuk menggunakan BBM bserubsidi. Sedangkan plat kuning, roda dua, roda tiga dan nelayan masih di perbolehkan menggunakan BBM bersubsidi.


Oke lah keputusan membatasi BBM bersubsidi bagi rakyat yang "mampu" itu memang tepat, tetapi harusnya pemerintah mikir dengan jalan atau kebijakan yang lebih kreatif bukan dengan jalan yang memaksakan kehendaknya sendiri. Pembatasan mobil pribadi menggunakan BBM bersubsidi pada awal tahun jelas akan memacu kenaikan harga.

Saya berpikir mobil pribadi itu bayak digunakan kalangan mampu untuk usaha. Usaha-usaha itu sendiri jelas berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat kecil. Lagi-lagi beban transportasi yang naik pastinya akan dibebankan pada konsumen alias rakyat kecil. Ambil contoh pedagang sayur di pasar mengangkut sayurannya dari ladang dan sawah, kebanyakan dari para pedangang sudah menggunakan mobil pribadi. Yah mobil kol buntung pemilik usaha sayuran, meskipun butut tetap akan dianggap sebagai mobil pribadi. Nah, gimana rakyat mau makan sehat kalo tukang sayur harus menaikkan harga sayur karena pembatasan BBM bersubsidi. Belum lagi yang lain.

Bisa ndak sih pemerintah itu kreatif dikit. Sekolah tinggi-tinggi bisanya cuma naek-naekin harga, percuma. Belum lagi pemerintah DKI yang kebelinger mau menerapkan pajak 10% buat Warteg. Lah gimana nasib tukang sol, tukang krupuk, tukang-tukang lain yang cuma makan sehari sekali barang kali mikir mau masuk warteg kayaknya bakalan kagak jadi karena ada pajaknya yang harus lagi-lagi di bebankan pada rakyat kecil. Ampun deh. Asal tau aja Guru juga banyak yang makan di warteg. Boro-boro SBY makan di Warteg mikirin rakyat miskin cuma pas Pemilu doang.

Saya cuma bertanya bagaimana dengan mobil plat merah, hijau atau biru. Apakah mereka di batasi juga? Harusnya adil lah. Jangan cuma mobil plat item aja yang dibatasin sama pemerintah. Kalau perlu khusus untuk plat yang belakangnya RI harus bayar BBM dua kali lipat kalau perlu lima kali lipat buat subsidi silang BBM bsrsubsudi. Berani gak tuh.

Yah lagi-lagi lagu lama jaman jadul dari dulu rakyat yang jadi korban. Makasih deh buat pemerintah yang sedang menyiapkan kado termanis di pergantian tahun awal 2011 nanti. Kalian itu so sweaaatt banget deh. Semoga jasa dan keputusan kalian di timbang dan diukur diakhirat baik manfaat maupun madharatnya. Amien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun