Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

LPDP Berikan Beasiswa Bergengsi, Siapkan Pemimpin Masa Depan

15 April 2014   18:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calon penerima beasiswa LPDP hendaknya mengingat hal ini, yakni universitas asal dan universitas tujuan haruslah terdaftar dan atau terakreditasi BAN-PT. Dengan demikian, bagi mereka yang berasal dari perguruan tinggi negeri/swasta yang belum terakreditasi harus menunggu sampai dengan universitasnya terakreditasi. Mengapa demikian? Hal tersebut menurut Ibu Ratna sudah merupakan mandat yang diberikan kepada LPDP dalam menjaring calon penerima beasiswa LPDP.

Yang juga sangat membanggakan adalah, ada salah satu penerima beasiswa S3 LPDP yang juga sebagai anggota Kompasiana, Muhammad Firmansyah Kasim, dalam profile nya tertulis Graduate student at University of Oxford, former intern at CERN, and former student at Institut Teknologi Bandung.

Dalam tulisannya Firmansyah juga sempat menuliskan tentang sumber dana LPDP, setiap tahun pemerintah RI mengalokasikan dana pendidikan untuk LPDP. Alokasi dana tersebut tidak langsung digunakan oleh LPDP, tetapi disimpan sebagai dana abadi. Dana abadi tersebut akan dikelola dan diinvestasikan yang hasilnya digunakan sebagai uang beasiswa dan dana operasional LPDP lainnya. Sebagai informasi, dana abadi LPDP tahun ini (tahun 2013) mencapai Rp15,6T!

Karena sistemnya tidak bergantung dengan APBN, LPDP dapat mengurangi dampak dinamika politik di Indonesia. Tidak peduli apakah LPDP tetap mendapatkan alokasi dana APBN atau tidak, LPDP tetap dapat memberikan beasiswa. Begitulah paparannya tentang sumber dana Beasiswa LPDP.

[caption id="" align="aligncenter" width="382" caption="Direksi LPDP"]

[/caption]

Berbeda dengan Beasiswa DIKTI yang konon banyak sekali keluhan dari para penerimanya karena keterlambatan pencairan dana, LPDP akan mencairkan 3 bulan dimuka dengan syarat pengajuannya tidak mepet, jamin Ibu Ratna.

Beberapa komponen pembiayaan kurang lebih hampir sama dengan pemberi beasiswa lainnya. Sementara bagi mereka yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa LPDP mendapatkan tunjangan keluarga untuk dua kepala misalnya seorang istri/suami dan seorang anak. Selebihnya menjadi tangguang jawab awardee.

Jika kita pernah menonton acara Kick Andy di Metro TV beberapa kali ditayangkan beberapa peneliti asal Indonesia menemukan beberapa penemuan inovatif dan sebetulnya dibutuhkan. Sayang karena didanai oleh negara lain sehingga hak patennya otomatis dimiliki olah yang mendanai. Melihat hal tersebut membuat hati kita teriris-iris, begitu banyak peneliti yang pintar dan cerdas namun hasilnya malah dinikmati oleh negara lain.

Menyikapi hal tersebut LPDP memberikan Pendanaan Riset bagi para peneliti yang kesulitan dana. Negara ini membutuhkan inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan yang mendorong kemajuan bangsa. Jumlah paten yang dimiliki bangsa Indonesia jauh sekali dibandingkan dengan negara tetangga. Inilah sebagai salah satu contoh. Maka tak heran karena kesulitan dana, banyak peneliti yang rela dibiayai negara lain asal penelitiannya selesai. Dengan adanya pendanaan Riset dari LPDP diharapkan para peneliti bisa memberikan manfaat bagi bangsa. Untuk mengetahui lebih lanjur bisa membuka alamat website berikut www.rispro.lpdp.depkeu.go.id.

[caption id="" align="aligncenter" width="374" caption="Tanya Jawab Kompasianer dan LPDP"]

Tanya Jawab Kompasianer dan LPDP
Tanya Jawab Kompasianer dan LPDP
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun