Klaten (17/01/2023) Kini permainan tradisional tidak lagi menghiasi kegiatan anak-anak di hari libur atau  kegiatan wajib yang dimainkan sepulang sekolah. Pasalnya kini permainan tradisional sudah mulai tergantikan dengan permainan modern yang dapat diakses di  ponsel ataupun laptop.Â
Adanya perkembangan teknologi menyebabkan berubahnya kebiasaan termasuk cara anak mendapatkan hak bermain, jika dahulu anak-anak banyak bermain dengan teman sebayanya maka saat ini anak-anak lebih sering bermain dengan hp pintar yang dimilikinya.
 Perubahan kebiasaan yang terjadi saat ini menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari, akan tetapi eksistensi permainan tradisional seharusnya tetap terjaga sebagai bentuk melestarikan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia.
Oleh karena itu, seorang siswi bernama Fika Indah Febriyani mahasiswa Universitas Diponegoro mengadakan edukasi bertajuk "Mengenalkan Kembali Permainan Tradisional Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Indonesia" di desa Tanjung, kec. Juwuring Kab. Klaten dengan melibatkan anak-anak dan juga orang tua. Agenda tersebut dilaksanakan untuk menjawa keresahan sekaligus menjalankan program KKN yang dilaksanakan selama 45 hari terhitung mulai dari tanggal 3 Januari hingga 15 Februari 2023. Agenda berlangsung setiap hari dengan menyediakan berbagai jenis permainan tradisional di posko KKN dan mengenalkanya melalui materi Pendidikan Jasmani dan Olahraga di SDN 02 Tanjung.Â
Anak-anak terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam memainkan permainan tradisional, bahkan ada beberapa permainan tradisional yang belum mereka ketahui. Sehingga membuat anak-anak semakin penasaran dan merasa tertantang untuk bisa memainkanya, salah satunya yakni egrang. Permainan yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara menaikan kaki di atas pijakan bambu ini sangat seru. Butuh keyakinan dan keseimbangan dalam memainkanya agar tetap bisa berdiri dan melangkah kemanapun kita mau. Karena keunikanya itulah sehingga banyak anak-anak yang tertarik untuk belajar dan memainkanya. Â Saat ini egrang sudah semakin jarang ditemui, tetapi biasanya di beberapa daerah masih menggunakan egrang sebagai media untuk perlombaan 17 Agustus.Â
Meski permainan tradisional sudah jarang kita jumpai, tapi semoga dengan hadirnya kepedulian kita untuk mengenalkan permainan tradisional anak-anak kembali tertarik untuk  bermain bersama temanya, belajar banyak hal di luar rumah dan mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya. Sehingga permainan tradisional sebagai warisan budaya Indonesia tetap bisa terjaga dan lestariÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H