Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Inilah Para Orangtua Yang Durhaka terhadap Anaknya, Apakah Orangtua Kita Salah Satunya?

2 Mei 2023   20:14 Diperbarui: 18 Mei 2023   21:09 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kebanyakan anak yang di telantarkan oleh orang tuanya umumnya adalah anak dari hasil perzinahan,. Sudah berzina tapi menelantarkan anak juga. Na'udzubillah himindzalik. Atau jika masih ada orang tuanya, orang tua yang menelantarkan anaknya bisa jadi karena ia sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa memikirkan sang anak, padahal anak adalah amanah, anak adalah titipan Allah SWT yang harus kita laksanakan dengan baik amanah tersebut. 

Sang anak tentu tidak salah apa-apa jika ia terlahir dari hasil perzinahan, tapi kemungkinan dosa jariyah yang dilakukan orang tuanya bila tidak bertobat akan terus mengalir, apalagi bila anak tersebut memiliki kehidupan yang tidak baik akibat orang tua yang menelantarkannya. Wawlohualam bissowab. 

6. Orang Tua Yang Tidak Membeikan Contoh Yang Baik Untuk Anaknya

Ada pula orang tua yang tidak memberikan contoh teladan yang baik untuk anaknya, misalnya orang tua tersebut memiliki sifat yang pemalas, pemarah, sering membentak sang anak, berbohong ataupun orang tua berprofesi yang di larang oleh norma; mencuri, berjudi dll, maka secara tidak langsung sifat orang tua tersebut tertanam pada diri sang anak. Anak menjadi pemalas karena melihat orang tuanya pemalas, anak sering berkata kasar dan pemarah karena melihat orang tuanya berkata tersebut, anak terbiasa untuk mengambil barang milik orang lain dan mungkin yang lebih parah bisa jadi menyebabkan anak trauma terhadap orang tuanya akibat perbuatan orang tuanya yang menimbulkan kerusakan psikis dan psikologisnya. 

Bagaimana dengan pembaca, terlahir dari orang tua seperti apakah kalian? Mungkin saat ini setelah membaca ini ataupun sebelum membaca ini kita jadi kesal dengan orang tua kita karena ternyata setelah di pikir-pikir orang tua kita banyak salahnya atau orang tua kita anggap sebagai orang tua yang durhaka terhadap anak. 

Apakah kita berpikir seperti itu saat ini? Penulis menyarakan untuk jangan, jangan berkata seperti itu, jangan berpikiran seperti itu karena kita tidak mengenal orang tua kita seutuhnya (tidak melihat titik 0 hidup orang tua kita seperti apa yang menyebabkan mereka melakukan hal yang menyebabkan kita menjadi seperti ini). 

Mereka melihat proses kita sedari kita lahir dan mungkin sampai saat ini, sedangkan kita tidak melihat kehidupan apa yang terjadi pada orang tua kita sejak dari lahir sampai kita di lahirkan, mungkin orang tua kita pun sama, hasil dari produksi orang tua yang tidak memiliki perencanaan secara matang dalam mengurus anak. 

Sangat tidak adil rasanya jika kita menghakimi mereka karena tidak sesuai dengan standar baik yang kita tahu saat ini. Oleh sebab itu sejahat dan sesalah apapun orang tua kita mari tetap berbakti padanya, sebisa mungkin tetap baik pada mereka dengan memberikan apa yang mereka butuhkan, tidak perlu menuruti keinginan mereka jika itu bertentangan dengan agama atau bahkan kita belum sanggup melakukannya, tapi berbaktilah dengan tetap mengurus mereka sebisa mungkin, minimal membantu menyiapkan kebutuhan primernya dan merawatnya sampai masa ajalnya.

 Walaupun sangat sulit, lupakanlah kesalahan, keburukan yang di lakukan oleh orang tua kita, maafkanlah perlakuannya dan ingatlah hal baik yang pernah ia berikan walaupun mungkin kita merasanya hanya sedikit kebaikan yang mereka berikan tapi tetap prioritaskan untuk ingatlah kebaikannya.

Jangan balas dendam kepada orang tua tapi jadikan itu sebagai pelajaran untuk kita dengan menjadikannya kobaran semangat dalam jiwa raga kita untuk tidak mau seperti orang tua dahulu yang tidak merencanakan apapun sebelum pernikahan. Tidak menjadikan anak sebagai ajang investasi karena anak tidak pernah memilih untuk hidup di dunia tapi anak kita merupakan rahmat dari Allah yang diberikan kepada kita dengan niat membantu-Nya menciptakan manusia-manusia berkualitas untuk menjaga bumi Allah dan menjadi manusia bermanfaat untuk sesama. 

Putuskan mata rantai menjadi orang tua yang salah, toxic, tidak baik dan tidak benar dalam mendidik. Mari putuskan belenggu itu sekarang. Tanamkan dalam jiwa dan raga kita bahwa mulai detik ini kitalah yang akan menjadi orang tua yang akan melahirkan manusia berkualitas, kita melakukannya karena Allah Ta'ala, kita melakukannya karena wujud cinta kita, rasa syukur kita kepada Allah Ta'ala untuk meneruskan dan mewujudkan generasi yang sukses bahagia dunia akhirat. Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun