3. Orang Tua Yang Tidak Peduli dengan Anaknya
Ada juga orang tua yang tidak peduli akan pergaulan dan lingkungan anaknya. Orang tua ini merasa sangat percaya dengan apa yang di lakukan oleh anaknya (atau bahkan mungkin tidak peduli/tidak mau tau dengan kondisi anaknya).Â
Seakan terlihat baik orang tua seperti ini, namun nyatanya orang tua seperti ini adalah orang tua yang nantinya akan menyesal dikemudian hari. Mengapa tidak? Perlakuan orang tua yang membiarkan anaknya hidup di lingkungan serba bebas (tanpa memberitahukan mana yang benar dan salah, tanpa memberikan contoh teladan yang baik bagaimana bersikap dan bergaul dengan seseorang) maka anak tersebut kebanyakan akan mendapati lingkungan yang tidak bernorma, entah menemukan pergaulan bebas yang akhirnya terjerumus pada kesenangan sesaat dan berakhir dengan penyesalan yang dahsyat seperti; perzinahan, narkoba, mabuk-mabukan, pencuri dan hal tidak bernorma lainnya.
 Akibatnya, bukan hanya si anak yang menyesal tapi orang tuanya, keluarganya dan orang disekitarnya pun merasa malu dan tertekan dengan omongan orang lain yang merendahkannya.Â
4. Orang Tua Yang Terlalu Mengekang Anaknya
Selanjutnya, ada juga orang tua yang sangat mengekang anaknya. Saking di kekangnya dan tidak mendengarkan apa kemauan sang anak, orang tua ini sampai memenjarakan keinginan-keinginan si anak, memenjarakan impian-impian anaknya (padahal impian tersebut mungkin baik dan benar) , sehingga nantinya si anak ini tidak tahu tujuan hidupnya apa, tidak tahu kemana arah langkahnya, karena anak ini tidak pernah di berikan kesempatan mandiri oleh orang tuanya, dan bila sudah besar dan orang tuanya sudah meninggal, anak ini tidak siap dengan segala kemungkinan yang terjadi karena tidak ada sosok orang tua yang mengarahkannya, akibatnya anak ini tidak bisa melakukan apapun.Â
Contohnya adalah seorang anak yang di jodohkan oleh orang tuanya (padahal si anak mungkin masih di bawah umur, padahal si anak belum mencapai cita-citanya, padahal si anak belum memiliki Ilmu parenting yang baik).Â
Orang tua jaman dulu menjodohkan sang anak biasanya karena harta yang dimiliki oleh keduanya. Karena tidak memiliki Ilmu apapun, karena tidak memiliki tujuan hidup, dan karena tidak pernah belajar untuk mandiri, anak yang di jodohkan tersebut untuk mempertahankan kehidupannya adalah dengan menghambur-hamburkan harta yang dimilikinya yang sebagian besar untuk konsumsi dan gengsi. Karena tidak memiliki pengelolaan keuangan yang baik (karena tidak memiliki Ilmu tersebut, karena tidak memiliki pengalaman tersebut, karena tidak memiliki sifat mandiri) akibatnya harta yang dimilikinya habis secara perlahan. Yang menjadi korban adalah anak dan cucu-cucu dari orang tua yang menikahkan anaknya tanpa persiapan yang matang.Â
5. Orang Tua Yang Menelantarkan Anaknya
Ada juga orang tua yang menelantarkan anaknya, tidak mau mengurus anaknya karena ketakutan-ketakutan yang di hadapi olehnya. Padahal Allah SWT sudah menjamin rejeki dari setiap makhluk yang ada di bumi. Anak yang tidak memiliki dosa tersebut di telantarkan begitu saja oleh orang tuanya. Akibatnya, anak yang lahir dari orang tua seperti ini jika tidak beruntung memiliki orang tua asuh yang baik atau bahkan masih memiliki oramg tua tapi orang tuanya acuh akan perkembangannya, maka ia akan memiliki krisis identitas, merasa rendah diri, tidak percaya diri dan timbul perasaan membandingkan dengan orang-orang sekitarnya yang memiliki kehidupan yang terlihat sempurna.