Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Setiap Tontonan Akan Menjadi Sebuah Tuntunan (The Law of Attractions)

8 Mei 2022   10:59 Diperbarui: 8 Mei 2022   12:37 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemudahan teknologi dalam mencari dan memberikan informasi tak perlu di ragukan lagi. Hal apapun yang ingin kita cari mulai dari definisi kata, tips dan trik, biodata tokoh publik maupun sosial media seseorang bila kita mencarinya kemungkinan besar akan langsung terlihat di laman pencarian.

Tapi sayangnya kemudahan teknologi pada saat ini jarang di jadikan tools oleh mereka untuk bisa mengembangkan potensi dirinya. Artinya, kemudahan teknologi ini ada yang dijadikan hanya sebagai sarana untuk menyenangkan hal yang sifatnya negatif (merugikan), atau bahkan kemudahan teknologi ini hanya dijadikan sebagai pemuas hawa nafsu belaka bagi mereka yang belum mengerti ranah norma (batasan) secara keseluruhan. Inilah yang menjadi miskonsepsi kemudahan teknologi di mata masyarakat saat ini.

Kita perlu menyadari dan mengetahui bahwa adanya platform sosial media yang ada saat ini yang dibuat oleh pembuat sosial media dan platform digital lainnya tujaunnya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya baik secara materi maupun imateri.

Artinya dalam hal ini, pembuat aplikasi atau platform lainnya mempelajari apa kebiasaan kita di sosial media, konten apa yang kita senangi di sosial media, konten apa yang sering kita like dan di tonton lama oleh kita, mereka (owner platform digital) mempelajari hal tersebut lalu dijadikannya oleh mereka sebuah data. Pada akhirnya algoritma konten yang sering muncul di sosial media kita sama persis seperti apa yang ingin kita tonton. 

Inilah yang membuat kita sering berselancar lama di sosial media, karena sosial media saat ini memberikan apa yang kita inginkan bukan apa yang kita butuhkan. Itu artinya semakin kita berselancar lama di sosial media berarti semakin banyak pula keuntungan yang didapat oleh pembuat sosial media.

Ingatlah bahwa yang kita inginkan belum tentu menjadi apa yang kita butuhkan. Bisa jadi, asupan konten video maupun bacaan yang kita inginkan justru jika berlebihan malah menimbulkan efek yang merugikan diri kita. Ibaratnya seperti air minum, air minum itu baik untuk kita, tapi jika di minum secara berlebihan tentunya akan menimbulkan efek yang merugikan seperti kerusakan ginjal dll. Ini berarti setiap apapun konten yang di tonton tentu kita perlu mengorganisirnya secara baik, tidak semua hal yang kita inginkan harus di konsumsi (ditonton) agar tidak terjadi hal yang merugikan.

Bila sosial media atau platform lainnya sudah memberikan apa yang kita inginkan, sadar atau tidak kita sadari teknologi lah yang sudah mengontrol kita bukan lagi kita yang mengontrol teknologi. Inilah permasalahan besar yang terjadi di era teknologi saat ini.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Mungkin kita pernah mendengar nasihat bahwa "kita hari ini merupakan akumulasi kebiasaan yang kita lakukan di masa lalu" atau bisa jadi dalam kaitannya dengan perkembangan teknologi adalah "kita hari ini merupakan akumulasi kebiasaan bacaan maupun tontonan yang kita lihat di masa lalu". Artinya, setiap apapun yang kita baca, apapun yang kita tonton, apapun yang kita dengarkan, sadar atau tidak sadar akan menjadi sebuah tuntunan untuk kita, akan menjadi kebiasaan dalam hidup kita, akan menjadi karakter diri kita.

Sama seperti bayi yang lahir ke bumi, bayi yang lahir ke bumi belum memiliki pemikiran apa-apa kecuali umumnya bayi akan menangis, tersenyum ataupun sedikit menggerakkan tubuhnya pada saat lahir. Artinya bayi itu sifatnya masih suci.

Anak yang lahir ke bumi untuk bisa memaksimalkan potensi yang ada (seiring bertambahnya usia) adalah dengan melihat apapun di sekitarnya, biasanya ia akan melihat orang terdekatnya untuk dijadikan contoh, umumnya orang terdekat tersebut adalah orang tuanya. Oleh sebab itu, orang tua sadar maupun tidak merupakan orang yang paling sentral dalam membentuk proses pertumbuhan anak.

Mungkin kita sering terkagum dengan anak kecil yang hafalan Al-Qur'annya sudah lebih dari 1 juz, anak kecil tersebut mungkin tidak serta merta bisa langsung hafal 1 juz tanpa adanya orang yang ia lihat untuk jadikan contoh, dan pasti akan selalu ada orang yang membimbingnya. Ini berarti menunjukkan bukti bahwa apa yang dilihat, apa yang ditonton, apa yang di dengar itulah yang menciptakan karakter kita pada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun