Mohon tunggu...
Fika DwiSasri
Fika DwiSasri Mohon Tunggu... Dokter - Residen Ilmu Gizi Klinik FKUI

Saya adalah seorang PNS TNI AD yang sedang tugas belajar pada PPDS-1 Ilmu Gizi Klinik FKUI

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obesitas Memberikan Gejala Lebih Berat pada Infeksi COVID-19, Lalu Bagaimana Pencegahannya?

27 Mei 2020   10:43 Diperbarui: 27 Mei 2020   10:40 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

COVID-19 adalah penyakit menular yang paling ditakutkan saat ini. Kenapa menakutkan?,  karena penuralan dan penyebaran COVID-19 begitu cepat dan luas; serta memiliki komplikasi yang serius pada orang yang terinfeksi namun memiliki risiko tinggi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lansia, penderita jantung, gula, ginjal, hati dan penyakit kronis lainnya memiliki risiko komplikasi berat apabila terinfeksi COVID-19.

Obesitas atau kegemukan sering dikait-kaitkan dengan penderita penyakit kronis. Hal ini terkait dengan penurunan sistem imun yang terjadi pada orang obes.

Pencegahan obesitas secara tidak langsung berdampak pada perjalanan penyakit COVID-19 apabila kita terinfeksi. Dengan kondisi tubuh yang sehat dan tidak terjadi penurunan imunitas (misal pada obes) serta tidak memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung dan gula, maka apabila terinfeksi COVID-19 akan memberikan gejala yang ringan dan dapat sembuh karena sistem imun tubuh dapat melawan virus COVID-19.

Prinsipnya, untuk mencegah obesitas dan menjaga berat badan adalah dengan mengatur asupan makan. Energi yang dihasilkan melalui makanan yang dimakan harus sama dengan energi yang dikeluarkan tubuh kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Cara menjaga keseimbangan energi ini, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut ini;

Pola makan harus diperhatikan; mencakup jumlah, jenis, jadwal makan dan pengolahan bahan makanan. Kita bisa menggunakan acuan piring makan model T dengan jumlah sayur dan buah dua kali lipat lebih banyak dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta, singkong, dll); dan jumlah bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat. Kita juga harus makan sesuai jadwal, tidak boleh terlambat, ataupun terus menerus makan tanpa henti yang berakibat pada peningkatan asupan makan. Batasi juga mengkonsumsi gula, garam dan makanan berlemak.

Pola aktivitas fisik; Untuk mencegah obesitas, selain dengan pengaturan pola makan, harus diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik yang gerakannya kontinyu, sehingga terjadi peningkatan pengeluaran energi dan peningkatan massa otot serta peningkatan sistem imun. Pola hidup yang aktif adalah penyeimbang dari asupan energi, dengan demikian energi yang diasup dari makanan tidak akan berlebih dan menumpuk sebagai lemak dalam tubuh.

Aktivitas fisik dapat berupa rekreasi aktif, berenang teratur, menaiki tangga, jalan cepat, menari, kegiatan rumah tangga serta jalan kaki dengan rata-rata 10.000 langkah per hari. Aktivitas fisik/olah raga yang dianjurkan dapat menghabiskan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam tiap hari.

Pola tidur/istirahat; Tiap hari kita membutuhkan waktu untuk istirahat selama 6-8 jam dengan kualitas tidur yang baik. Gangguan tidur atau kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan asupan makan karena akan mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan rasa kenyang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun