Mohon tunggu...
Fika Daulian
Fika Daulian Mohon Tunggu... -

Public Health, Halu Oleo University ,\r\n_HP'02_\r\n_"PREVENTION IS BETTER THAN CURE"_\r\n_"You Will Never Know the True Answer, Before you Try"_

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pahami dan Kenali Obesitas sebagai Masalah Kesehatan

12 November 2014   03:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obesitas selalu menjadi masalah kesehatan masyarakat yang ada didunia, kasus ini meningkat bukan hanya di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam riset IHME (Institut Pengukuran dan Evaluasi Kesehatan), merujuk Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2010, Indonesia masuk 10 besar negara dengan orang gemuk terbanyak. Menurut Riskesdas 2013, prevalensi orang gemuk lebih besar. (Kompas/MZW)

Bila dinegara maju, obesitas banyak ditemukan pada orang-orang golongan ekonomi rendah, berbeda halnya dinegara berkembang ternyata lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi menengah keatas, hal ini dimungkinkan karena cara pandang sosial masyarakat di Negara berkembang khususnya di Indonesia yang menganggap bahwa kegemukan merupakan pertanda akan kemakmuran. Nilai gizi keluarga dilihat pada ukuran tubuh seseorang, orang tua yang memiliki anak-anak yang gemuk dianggap telah berhasil dalam memenuhi kebutuhan zat gizi keluarga. Saat mereka gemuk maka status sosial ekonomi keluarga pun dianggap baik, dan sebaliknya seseorang yang dianggap kurus, walaupun memiliki berat badan yang ideal dipandang bahwa kondisi sosial dan ekonominya kurang.

Di usia remaja, kegemukan menjadi persoalan yang begitu mengkhawatirkan bagi para remaja baik putri ataupun remaja putra. Saat masih anak-anak mereka dibiasakan dengan pola hidup yang tidak sehat dan dapat memicu terjadinya masalah obesitas sampai beranjak remaja sampai dewasa terkadang mereka merasa malu dengan ukuran tubuhnya sehingga merasa kurang percaya diri. Agar dapat mencapai tubuh yang lebih ideal biasanya orang tersebut akan berusaha mengatur pola makan dan menambah aktivitas olahraga untuk menurunkan berat badan yang dapat memberikan percaya diri, terkadang orang-orang dengan obesitas berusaha mati-matian memeranginya, sampai-sampai melakukan diet tidak sehat yang dapat mengancam kesehatan, berpuasa untuk tidak mengonsumsi karbohidrat namun tetap membawa cemilan dan memakannya setiap saat.

Obesitas dapat menjadi bom waktu, yang harus segera ditangani sebab dimasa yang akan datang obesitas dapat memunculkan berbagai ancaman penyakit yang berbahaya, beberapa diantaranya adalah Diabetes Mellitus tipe 2, hipertensi, stroke, infark miokardium, gagal jantung, batu kandung kemih, arthritis gout, tidur apneu (kegagalan untuk bernafassecara normal ketika sedang tidur) dan Sindroma Pickwikian. (Kathryn L et al,2008).

Melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) yaitu dengan membagi Berat Badan (kg) dan Tinggi Badan (m)2, maka kita dapat mengetahui ukuran berat badan ideal seseorang. Indikator inilah yang dipakai oleh WHO dan berbagai diinstitusi kesehatan lainnya :

IMT / BMI = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)2

Menurut hitungan standar WHO - WRPO 2008, seseorang dikatakan memiliki badan gemuk atau tidak bila memenuhi kriteria sebagai berikut :

-Berat Badan Kurang = IMT/BMI 18,5

-Berat Badan Normal = IMT/BMI 18,5 – 22,9

-Berat Badan Lebih = IMT/BMI ≥ 23

-Berat Badan Pra Obesitas = IMT/BMI 23 – 24,9

-Berat Badan Obesitas I = IMT/BMI 25 – 29,9

-Berat Badan Obesitas II = IMT/BMI ≥ 30

Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah seseorang mengalami masalah kegemukan, tidak hanya dengan asal menebak-nebak saja, namun semua itu bisa dilakukan dengan cara tersendiri dan salah satu yang termudah adalah dengan melakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Hingga diperoleh kriteria yang dapat menentukan bahwa seseorang mengalami masalah obesitas atau tidak.

Semoga bermanfaat. Salam sehat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun