Kalipurwo, Kebumen - Dalam upaya Mengalihkan anak-anak dari kecanduan Gadget, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto mempersembahkan program inovatif bernama "Learning Games" di Desa Kalipurwo, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Program ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu, 20-21 Juli 2024.
Ketua kelompok 47 KKN UIN SAIZU Purwokerto, Endang mengatakan, Program Learning Games dirancang untuk menyatukan elemen permainan dengan pembelajaran. Setiap permainan dirancang secara khusus untuk memberikan pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik.
"Saya berharap dengan adanya program ini Anak-anak sadar bahwa belajar tidak terbatas pada ruang kelas saja, tetapi bisa dilakukan di mana saja, termasuk ketika sedang bermain".
Salah satu bagian dari program ini adalah game Leadership via Game, yang dirancang untuk menguji dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan anak-anak. Melalui permainan ini, anak-anak diajarkan Bagaimana memberikan instruksi yang Jelas dan Tegas, Tanpa Keraguan.
Selain itu, permainan tradisional seperti Tulup, Gobak Sodor, dan Sunda Manda juga dihidupkan kembali. Tujuannya adalah untuk mengalihkan anak-anak dari kecanduan gadget dengan menunjukkan bahwa permainan tradisional juga bisa sangat seru dan mengasyikkan. Permainan ini juga mengajarkan nilai-nilai budaya dan kebersamaan yang penting bagi perkembangan sosial anak-anak.
Program ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan pihak terkait. Pak Agus Husain, Dosen UIN SAIZU Purwokerto yang juga berasal dari Desa Kalipurwo, menyatakan dukungannya dengan antusias, "Anak-anak sekarang, main itu justru disuruh sama orang tuanya. Saya geram melihat anak sibuk seharian di rumah dengan gadgetnya. Jadi kami mendukung program ini sepenuh hati."
Program Learning Games bukan hanya sekedar kegiatan, tetapi sebuah gerakan untuk menciptakan generasi yang lebih baik dengan berusaha menyadarkan anak-anak untuk selalu belajar ketika melakukan apa pun, tidak terpaku dengan ruang kelas saja.
"Sekolah memang penting, tapi waktu dan kurikulum yang terbatas sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap anak. Sehingga apabila hanya terpaku pada sekolah akan menciptakan keterbatasan bagi anak-anak dalam mengembangkan potensi mereka. Ungkap Endang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H