Mohon tunggu...
Sosbud

Rusia Vs Turki

9 Desember 2015   22:09 Diperbarui: 9 Desember 2015   22:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rusia dan Turki memang memiliki sejarah perang yang lama. Tercatat dalam sejarah dua Negara ini telah melakukan peperangan selama 3 periode. Beberapa tahun terakhir hubungan antara pemerintah Rusia dan pemerintah Turki terjalin dengan baik, namun setelah insiden ditembaknya pesawat tempur Sukhoi SU-24 milik Rusia oleh Turki, dapat dipastikan hubungan tersebut kembali memanas.

Pemerintah turki mengatakan bahwa Sukhoi SU-24 telah melanggar kedaulatan wilayah udara Turki. Militer Turki telah memberikan peringatan sebanyak 10 kali namun tidak diindahkan oleh pesawat tempur tersebut sehingga akhirnya terpaksa ditembak jatuh. Ternyata sebelum insiden ini terjadi pesawat tempur Rusia telah bebeapa kali melewati perbatasan udara Turki.

Namun, Duta Besar Rusia di Indonesia yang bernama Mikhail Galuzin bahwa Rusia tidak melanggar kedaulatan wilayah Turki, dan dia mengatakan bahwa Sukhoi SU-24 sedang dalam misi melancarkan serangan udara ke kelompok militan ISIS di Suriah. “Mereka (otoritas Turki) mengatakan bahwa jet tempur kami melanggar batas wilayah udara mereka. Namun, faktanya jet kami jatuh di teritorial Suriah, bukan Turki,” tegas Galuzin kepada wartawan di kediamannya, di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2015).

“Ketika itu jelas-jelas jet tempur kami sedang melakukan misi pemberantasan teroris di wilayah udara Suriah. Sejak awal sampai akhir ditembak jatuh, jet tempur Su-24 kami memang berada di wilayah udara Suriah. Hal itu dibuktikan melalui data-data dari radar maupun satelit yang dimiliki Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan Rusia,” lanjutnya.

Apabila terjadi peperangan antara dua Negara ini dari segi militer Turki memang tidak dapat menandingi Rusia, tapi perlu diingat Turki didukung dua kekuatan besar yaitu NATO dan Amerika Serikat.

”NATO akan membantu sekutunya, Turki, untuk membangun kapasitas pertahanan udara," kata Stoltenberg, Sekretaris Jendral NATO.

”NATO akan membantu Turki untuk meningkatkan pertahanan udaranya. Militer kami sudah hadir di Turki dan di sepanjang perbatasan dengan Suriah, sebelum jet Rusia ditembak jatuh. Dan kami akan mengadopsi paket kebijakan untuk Turki sebelum Natal,” imbuhnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun