Mohon tunggu...
Fiisyatil Kamilah
Fiisyatil Kamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa HI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Starbucks sebagai Simbol Baru Kapitalisme Amerika Serikat

15 Maret 2024   07:48 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Kapitalisme 

Beberapa ahli ekonomi di berbagai negara memberikan pandangan bahwa buah pikiran dari para ahli ekonomi klasik yang bersandar pada pemikiran Adam Smith merupakan inti pokok dari sistem ekonomi kapitalis. Para tokoh mazhab klasik ini menjabarkan bahwa segala aktivitas ekonomi dapat dilakukan secara bebas dan akan memberikan lebih banyak keuntungan bagi masyarakat dibandingkan ketika aktivitas ekonomi ini dikontrol oleh pemerintah yang biasanya disebut sistem ekonomi terpusat atau komando.

Pengertian sistem ekonomi kapitalis sendiri adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan untuk pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitas ekonominya yang dilakukan untuk kepentingan individual atas sumber daya ekonomi dan faktor produksi yang ada. Terdapat sebuah kebebasan yang diberikan dalam sistem ekonomi ini maka sifat dalam pemenuhan kebutuhan setiap individu berada dalam kondisi bersaing atau berkompetisi untuk mencari keuntungan individu tadi.

Dalam kapitalisme sistem ekonomi yang dilakukan adalah keberadaan individu atau bisnis yang memiliki barang modal atau bahan material. Bahan material atau barang modal tersebut biasanya dimiliki oleh pemilik bisnis (kaum kapitalis) dan para buruh (kaum proletar) yang nantinya akan bekerja dibawah arahan kaum kapitalis akan menerima upah dari pekerjaannya menggunakan barang modal milik kaum kapitalis tadi. Produksi barang dan jasa dalam sistem ekonomi kapitalis juga dilakukan berdasarkan pada penawaran dan permintaan di pasar umum yang disebut dengan ekonomi pasar. 

Dalam sistem ekonomi kapitalis prinsip keadilan ini bisa dicapai ketika setiap individu meneria imbalan sesuai dengan kinerja yang diberikan atau prestasi yang dihasilkan dari kinerjanya tersebut. Oleh karena itu, pemerintah hanya berperan sebagai 'pengawas' dan juga 'pelindung' dan tidak memiliki wewenang untuk mengintervensi setiap kegiatan ekonomi yang dilaksanakan.

Salah satu jenis kapitalisme yang paling murni adalah kapitalisme pasar bebas atau biasa disebut laissez-faire. Dalam pasar laissez-faire ini individu tidak ada kontrol dari pihak manapun dan bebas menentukan dimana ia akan melakukan investasi, barang apa yang akan diproduksi dan diperdagangkan, serta harga barang dan jasa yang dipatok untuk diperjual-belikan. Sekarang ini, hampir sebagian besar negara mengadopsi sistem kapitalis campuran yang didalamnya terdapat beberapa tingkat peraturan pemerintah terkait bisnis dan kepemilikan mengenai industri atau usaha tertentu.

Kapitalisme Starbucks di China

Konsumsi menjadi hal yang sangat penting bagi manusia karena dengan melakukan kegiatan konsumsi manusia bisa menjalankan aktivitas dan dapat melaksanakan sistem ekonomi baik dalam taraf nasional atau internasional. Pasca Perang Dunia II dijelaskan oleh Migone bahwa sifat konsumsi ini mulai berubah terhadap dua dimensi penting. Pertama, sistem ekonomi ditekan oleh konsumerisme dimana manusia mulai melakukan kegiatan konsumsi yang melebihi level kepuasan manusia dan yang kedua manusia mulai melakukan kegiatan konsumsi semata-mata untuk memuaskan keinginan bukan kebutuhan.

Hal ini bisa kita lihat dari meningkatnya popularitas kopi di China yang bertumbuh secara signifikan baik dari segi produksi maupun konsumsi. Menurut data Food and Organization of the United Nations (FAO) di tahun 2015 produksi kopi di China meningkat dua kali lipat skalanya setiap lima tahun dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Budaya minum kopi mulai berkembang di China setelah Nestle perusahaan milik Swiss dapat menembus pasar China dan memainkan peran penting dalam pengaruh konsumen China mengenai cita rasa dan budaya konsumsi kopi. Namun, hal itu ternyata tidak bisa membuat popularitas nestle meningkat meskipun menjadi produk kopi yang pertama kali memasuki perusahaan China karena hal tersebut bisa dikalahkan oleh popularitas dari Starbucks. Starbucks berubah menjadi simbol baru Amerika Serikat mengenai tolak ukur, nilai dan citarasa khas Amerika Serikat yang diperkenalkan ke seluruh dunia melalui produk kopi.

Starbucks menjadi simbol kapitalisme Amerika Serikat karena Starbucks mampu menawarkan gaya hidup kelas menengah Amerika Serikat yang mana kelas menengah ini biasanya digambarkan dengan masyarakat yang rata-rata memiliki pendidikan tinggi, pekerja keras dan seorang pebisnis. Kedua Starbucks juga melakukan pemasaran berbudaya dalam mempromosikan produknya sehingga dapat diterima di pasar global. Starbucks berhasil melakukan promosi besar-besaran dalam iklannya yang menggaet selebriti Hollywood dan iklan yang terpasang di bandara, film, majalah hingga pusat perbelanjaan. Ketiga Starbucks berhasil memengaruhi konsumennya terkait pentingnya nilai Starbucks yang digaungkan secara terus-menerus.

Popularitas Starbucks di China seolah menggambarkan suksesnya konsep kapitalisme yang disebut dengan conscious capitalisme yang mana dalam konsep ini perusahaan atau organisasi tidak hanya mencari keuntungan namun juga harus mempertimbangkan banyak aspek yang berada dalam jangkauan perusahaan sebagai anggota penting yang difokuskan pada pertumbuhan dan kesejahteraan mereka. Hal ini sesuai dengan yang disampakan oleh CEO Starbucks yang mengaitkan kesuksesan yang diraih perusahaannya dengan model bisnis yang tetap memprioritaskan karyawan, komunitas dan lingkungan menjadi aspek penting yang menunjang kesuksesan perusahaan kopi tersebut. Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk mulai mempertimbangkan aspek yang dikembangkan dalam konsep conscious capitalisme di era konsumerisme dan kapitalisme global ini karena tidak hanya perusahaan yang diuntungkan dengan profit yang didapat melainkan dapat memberikan dampak positif dan keberlanjutan jangka panjang di masa depan bagi pihak di sekitar perusahaan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun