Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Awlia
Muhammad Rafi Awlia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 𝖋𝖎𝖎

𝖌𝖔𝖙 𝖆 𝖇𝖚𝖑𝖑𝖊𝖙 𝖜𝖎𝖙𝖍 𝖚𝖗 𝖓𝖆𝖒𝖊 𝖔𝖓 𝖙𝖍𝖊 𝖇𝖆𝖗𝖗𝖊𝖑

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dad, Mom.. Can You Be My Hero?

19 Maret 2021   01:50 Diperbarui: 19 Maret 2021   01:53 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hallo semuanyaa

   akhirnya ketemu lagi ya kitaa di blog of fii.. kumaha kabarna?aku berharap kalian semua baik baik aja yaa,iya aku tau kalian semua boring belajar dirumah,boring liat laptop terus.. sama kok aku juga bosen dirumah terus, nggak bisa ketemu temen, nggak bisa main bareng, nggak bisa nonton bioskop. Tapi kalian harus bersyukur atas apa yang sudah kalian dapat.. itu semua berkat banting tulang orang tua kita lho, ayah kita yang mencari nafkah dari matahari belum menampakan cahaya sampai bulan yang sudah mulai bersinar.. ibu kita yang susah payah mencari selembar uang demi anaknya bisa menuntut ilmu di sekolah yang layak..

kalian sadar nggak sih sekarang kan sedang ada wabah covid 19, bagaimana susah payah nya mereka mencari uang demi bisa mencukupkan kebutuhan satu keluarga?bagaimana susahnya mereka bekerja mencari nafkah di tengah pandemi yang sedang meningkat secara drastis ini?bayangkan jika salah satu dari mereka pergi meninggalkan kalian semua demi mencari sesuap nasi untuk menghidupkan anak-anaknya, menyekolahkan anaknya hingga lulus sarjana, tetapi malah kita semua sering membangkang omongan orang tua, membentak orang tua, apalagi kita sering melawan balik nasihat orang tua, iya sih aku juga faham tentang anak muda yang sedang mencari jati dirinya, tapi kalian perlu tau meskipun orang tua kita banyak omong,sering marah-marah itu membuat kita menjadi pribadi yang tegar dalam melawan permasalahan sosial yang ada di hidup kita kelak.. jadi gini, sekarang aku pribadi ingin berbagi sedikit cerita tentang kedua pahlawan ku..

   Disini ada nggak sih dari kalian semua yang orang tuanya ngga ingin anaknya menjadi orang yang sukses, menjadi orang yang berguna?pasti ngga ada orangtua yang ingin anaknya sengsara. Mereka pasti akan berusaha sekeras mungkin untuk berjuang menafkahi anaknya sembari berharap "jika engkau sudah besar nanti nak, jadilah orang yang berguna.. dan jangan lupakan ayah ibumu kelak ya nak yang telah membesarkan kamu hingga sebesar ini"

   Ayahku adalah pekerja keras, ia adalah pekerja di suatu perusahaan karyawan swasta yang ada di Jakarta, ia bekerja dari aku belum bangun hingga aku sudah tertidur pulas.. iya apalagi kalau bukan untuk mencari nafkah demi bisa menyekolahkan anaknya hinnga lulus kelak, demi bisa membeli hp agar kita tidak tertinggal materi pelajaran di kelas, membangun rumah yang layak agar kita nyaman belajar dirumah.. tetapi kita sering kali pergi keluar rumah untuk menghilangkan rasa jenuh.. 

padahal ayah kita berharap anaknya bisa belajar dengan nyaman di dalam rumah, iya aku pribadi faham kita butuh dunia luar juga kok.. tapi apakah kamu sadar, apakah hari ini kamu sudah mengucapkan terimakasih kepada ayah kamu yang telah berjuang?apakah kalian semua sudah membuat senyuman yang lebar di pipi ayah kalian yang sudah mengisut karna sudah beranjak tua?apakah kamu sadar fasilitas sekarang yang sedang kalian gunakan itu berkat kerja kerasnya ayah kalian?

ya,pasti kalian semua lupa dengan itu semua.. semakin beranjak dewasanya kalian, kalian akan semakin egois untuk meminta maaf dan berterimakasih ke orangtua kalian.. coba kalian ingat deh siapa orang yang pertama kali mengumandangkan adzan di telinga kalian?siapa seorang laki-laki pertama yang menjadi panutan kita?ya,ayah.. dia adalah seorang malaikat kita semua, waktu akan semakin berjalan jadi jangan buat ayah kita sedih atas apa yang telah kita perbuat..

   Ingat ngga siapa yang mengandung kalian selama kurang lebih 9 bulan lamanya?melahirkan kita sampai bertaruh nyawa nya sendiri, melindungi serta merawat kita selama kita di dalam kandungannya, wanita yang tidak pernah kenal Lelah membawa beban yang berat di perut, kita aja sudah susah membawa badan kita sendiri apalagi ibu kita yang mengandung selama 9 bulan membawa kita kemana-mana, meskipun ibu sedang tertidur ia selalu siap siaga untuk menjaga anaknya yang sedang di dalam kandungannya, dan melahirkan kita yang sama rasanya seperti mematahkan 20 tulang sehat yang dipatahkan secara bersamaan.

 Tanpa kalian sadari ibu lah orang yang sangat licik, ia adalah pembohong yang sangat handal.. ibu rela berbohong ketika ia mendapatkan sekantong makanan yang akan diberikan kepada anaknya,meskipun ia sangat lapar 'makan lah makanan ini nak,ibu sudah kenyang memakan makanan itu'.. ia rela memakan nasi saja tanpa lauk yang cukup demi anaknya bisa makan-makanan yang enak.

Tapi terkadang kita semua tidak memperdulikan apa yang sudah ibu kasih ke kita, kita hanya mementingkan ego kita untuk mencari gaya hidup yang modern tanpa memikirkan bagaimana ibu kita mendapatkan uang tersebut.. waktu akan semakin berjalan, sekarang anaknya yang sudah semakin dewasa dan sudah memiliki seorang gadis perempuan yang cantik. Tanpa kita sadari,kita lebih memilih perempuan lain dibandingkan ibu kita sendiri yang sudah jelas kasih sayangnya, kita lebih memilih quality time Bersama pasangan kita dibandingkan ibu kita yang sudah menemani kita dari bayi hingga sudah bisa mencari uang sendiri.

   Terkadang jika kita sudah jauh dari orang tua, kita lupa akan menanyakan bagaimana kabarnya mereka yang tinggal jauh dari kita.. apakah kalian sempat menjenguk mereka disaat mereka sakit?apakah kalian sempat menanyakan kabar mereka disaat kalian sedang sibuk kerja?apakah kalian sempat membelikan makanan dan barang yang mereka inginkan?tidak banyak orang tua yang meminta ini itu ke anaknya, sering kali orangtua kita hanya butuh kabar bagaimana keadaan kita yang jauh diluar sana, orangtua hanya ingin kabar dari anaknya yang sudah beranjak dewasa ini.. dan jangan lupa untuk doakan mereka untuk selalu diberikan Kesehatan, diberikan keselamatan, dan diberikan umur yang Panjang,jangan sampai engkau anaknya yang dahulu di adzan kan ketika lahir menyesal karna belum bisa berbuat apa-apa sampai engkau mengazankan ayah kamu sendiri di liang lahat, dan jangan sampai engkau membantah apalagi melawan ibu karna surga ada di telapak kaki seorang ibu..

terimakasih ayah ibu sudah membimbingku menjadi pribadi yang mandiri -fii

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun