Mohon tunggu...
Albertus Fiharsono
Albertus Fiharsono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menjadi orang Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teh + Gula Merah (Painem Keblinger)

23 Februari 2011   17:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12984852371506853085

Painem sudah menyelesaikan semua pekerjaannya pagi itu. Waktunya istirahat sebentar.

“Nyonya, boleh saya istirahat sebentar sambil minum teh?”

“Cucian sudah dijemur? Pel lantai?”

“Sudah semua, Nya.”

“Ya, sudah sana buat teh dulu sambil istirahat.”

“Nggih, Nya.”

Painem mengambil toples gula dari kolong tempat tidurnya. Toples gula miliknya sendiri, yang dibawanya dari kampung.

“Heh..heh..! Kok pake gula merah lagi? Harus saya bilang berapa kali, Nem...? Kalo buat teh itu pake gula putih, bukan gula merah!”

“Nggih, Nya. Nyuwun sewu, tapi saya sukanya pake gula merah, Nya.”

“Iya, tapi itu nggak bener! Di mana-mana orang kalo minum teh itu ya pake gula putih, bukan gula merah. Keblinger kamu!"

________________________________________________

Painem duduk termenung.

“Kebiasaanmu juga aneh sih, Nem...”

“O, aneh ya, Mas?”

“Nyonya risih mungkin lihatnya, Nem?”

“Ya... tapi gimana ya, Mas? Ini sudah jadi kebiasaan saya sejak kecil. Simbok dari dulu nggak pernah beli gula putih, Mas. Mahal katanya. Kami sekeluarga kalo minum teh ya pake gula merah, Mas, buatan simbok sendiri. Malah lebih mantep rasanya, Mas."

“Ya sudahlah, Nem. Nggak usah disesali. Berdoa saja, semoga kamu cepat dapat kerjaan lagi.”

“Iya, Mas. Tapi saya nggak keblinger tho, Mas?”

“Nggak, kamu nggak keblinger.Orang yang suka memaksakan selera, itu yang keblinger.”

[caption id="attachment_90920" align="aligncenter" width="201" caption="www.flickr.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun