Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

TKI Malaysia Terjun dari Lantai 3 karena dipaksa jadi PSK

29 April 2015   12:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430285144545969919

[caption id="attachment_413552" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi Sri Wulandari setelah terjun dari lantai 3 // foto: ErnaWati"][/caption]

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Malaysia asal Deli Serdang Medan , Sri Wulandari (24) terjun dari lantai 3 sebuah apartemen di kawasan Taman Pelangi Johor sehingga mengakibatkan bibirnya pecah dan beberapa giginya tanggal. Perbuatan tersebut terpaksa dilakukan agar dapat melarikan diri dari tempat kerjanya yang ternyata adalah tempat prostitusi.

Sri Wulandari (24) masuk ke Malaysia sekitar dua bulan yang lalu dengan paspor pelancong melalui sebuah agen di Medan dan dijanjikan bekerja sebagai pembantu rumahtangga tetapi sesampainya di Johor – Malaysiadia dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial dan karena tidak mau menjalani pekerjan tersebut pada Senin (20/4) dini hari dia keluar dari tempat tersebut dengan cara melompat dari lantai tiga ketika penghuni yang lain dalam aparteman tersebut masih tidur. Setelah berhasil meloloskan diri Sri Wulandari dengan menahan rasa sakit nekat naik bis selama berjam-jam untuk menemui kawannya yang tinggal di kawasan Banting – Selangor.

Kasusnya kini sudah ditangani KBRI setelah mendapatkan pendampingan dari tim advokasi Posko Perjuangan TKIMalaysia (Pospertki Malaysia), sebuah organisasi TKI yang merupakan organisasi sayap sebuah partai politik (PDI-P).

Erna Wati , Ketua Divisi Advokasi Pospertki Malaysia dalam keterangannya mengatakan : “ Setelah mendapatkan aduan dari kawan korbanyang bernama Dewi , hari ini (28/4) kami (Pospertki) langsung mendatangi KBRI bersama sama dengan korban untuk membuat laporan sekaligus meminta KBRI untuk segera menangani masalah ini.”

Sementara Asfar Misbach , pembina Pospertki Malaysia yang ikut mendampingi korban menambahkan bahwa KBRI berjanji akan memulangkan dan terus mendampingi korban sampai kampung halamannya setelah memastikan kondisi kesehatan korban baik fisik maupun psikisnya. Pospertki Malaysia juga akan terus mengawal perkembangan kasus ini.

“Kami melihat ini masalah serius ,perdagangan orang dan prostitusi , maka kasus ini jangan cukup berhenti disini, harus diusut tuntas , tadi atase kepolisian mengatakan akan melimpahkan kasus ini ke pihak Kepolisian Medan karena agen pengirimnya ada di Medan. Kami berharap pihak kepolisian dapat segera membasmi habis calo dan agen penyalur TKI yang seperti ini agar kedepannya nanti tidak ada lagi saudara kita yang menjadi korban” tegas Bang Ucok, panggilan akrab Asfar Misbach.

………………………………………………………………………………..

Lagi lagi.. kemiskinan dan tidak tersedianya lapangan kerja di negeri sendiri lah yang membuat banyak saudara -saudara kita terpaksa harus pergi mengadu nasib di negeri orang bahkan ada yang nekat melalui jalur non-prosedural sehingga tanpa sadar telah terperangkap dalam sebuah sindikat perdagangan orang.

Pemerintah harus terus berupaya memajukan industri nasional untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya agar pengiriman dan keinginan menjadi TKI akan berhenti dengan sendirinya…!

Kuala Lumpur , 29 April 201512.42pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun