Ratusan TKI terkurung dalam sebuah bangunan sejak pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan  lockdown atau dalam bahsa setempat disebut Perintah Kawalan pergerakan (PKP) untuk mencegah penularan virus corona.
Menurut keterangan salah satu pengurus ormas Indonesia di Malaysia, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Mahbubi Ali, para TKI tersebut terkurung dalam lokasi proyek pembangunan apartemen di daerah Kuchai Lama, Kuala Lumpur karena pintu utama untuk akses keluar-masuk pekerja dikunci oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja
 "Mereka tidak bisa keluar membeli bahan makanan karena pintu utama untuk akses keluar-masuk para pekerja ditutup (dikunci). Untuk bertahan hidup, sebagian ada yang makan rumput atau  apa saja  yang bisa dimakan untuk sekadar mengganjal perut," kata Mahbubi ketika menyerahkan bantuan berupa beras dan ubi kepada para TKI tersebut, Sabtu (18/4/2020).
"Kondisinya begitu mengkhawatirkan. Mereka terkunci dalam kongsinya. Bantuan dari MES dan IKMA berupa beras dan ubi terpaksa kami serahkan melalui bawah gate (pintu) karena kami tidak bisa masuk. Tentu ini belum cukup karena ternyata kami baru tahu ada ratusan TKI yang terkurung," katanya.
Dalam videonya, Mahbubi juga menunjukkan dua orang TKI yang mencoba keluar dan masuk melalui celah di bawah pintu dengan cara terlentang beralaskan kardus.
"Awalnya, mereka menghubungi MES melalui ketuanya, Kyai Mahbubi Ali dan beliau mengajak kolaborasi IKMA untuk menyalurkan bantuan," kata Jamal.
Terkait pendataan secara online yang dilakukan KBRI Kuala Lumpur, lanjut Jamal, para TKI tersebut sebenarnya sudah mengisi formulir pendataan. Namun, hingga saat ini mereka belum pernah mendapat bantuan apa-apa. Â
"Menurut mereka, sudah mengisi formulir pendataan yang dilakukan kedutaan. Akan tetapi, kami tahu bahwa permohonan di KBRI beratus ribu juga. Tadi pihak MES dan IKMA sudah memberitahu mereka, insya Allah besok kami akan kirimkan paket sembako lagi dengan meminta  bantuan pihak kepolisian Malaysia (PDRM) agar bisa mendapatkan akses masuk," ujar Jamal.
**