Dampak kebijakan lockdown atau dalam bahasa setempat disebut Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) untuk mencegah penularan virus corona di Malaysia tidak hanya dirasakan warga lokal.
Para pekerja migran, termasuk pekerja migran Indonesia atau TKI juga merasakannya. Terlebih lagi bagi pekerja yang pembayaran gajinya dihitung secara harian - yang selama masa PKP ini tidak mendapat gaji dan tidak mendapat bantuan apa pun dari perusahaan/majikan.
Bahkan, selama beberapa hari terakhir ini ada TKI yang hanya makan singkong rebus hasil tanaman sendiri karena kehabisan stok bahan makanan.
"Kalau minggu lalu, kami masih makan nasi karena masih punya stok beras dan bahan makanan lainnya. Tapi sudah beberapa hari ini kami terpaksa makan singkong rebus karena persediaan bahan makanan sudah habis," kata Supardi, TKI asal Jawa Timur yang bekerja sebagai pemotong rumput di kawasan Selangor, Malaysia.

Menurut Supardi, sejak diliburkan selama masa PKP ini, ia dan 16 orang temannya tidak mendapat gaji dan tidak mendapat bantuan apa pun dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Selain persediaan uang yang sudah menipis, kami tidak berani keluar beli makanan karena di antara kami banyak yang kosong (tak berdokumen). Terpaksa kami makan ubi rebus untuk bertahan hidup," kata Supardi yang selama ini tinggal di sebuah  kongsi (rumah bedeng) di pinggiran kampung bersama teman-temannya.
Supardi mengaku sangat terlambat mengetahui informasi adanya pembagian sembako dari KBRI dan ormas-ormas Indonesia di Malaysia kepada TKI yang terdampak lockdown.
"Baru kemarin kami bisa terhubung dengan salah satu ormas yang kabarnya bagi-bagi sembako untuk TKI itu. Kami sangat berharap KBRI atau ormas berkenan mengirimkan  bantuan sembako untuk kami, karena saat ini kami sangat membutuhkan bantuan," harap Supardi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI