Di negeri jiran Malaysia, makan, minum, atau mengisap rokok pada siang hari di tempat umum saat bulan Ramadan, bagi orang Islam yang sudah akil baligh dianggap sebagai sebuah kesalahan. Bahkan, akibat kesalahan tersebut, risikonya bisa dikenakan denda atau hukuman penjara.
Dasar hukumnya adalah undang-undang syariah yang dikeluarkan oleh masing-masing negeri (wilayah setingkat provinsi) atau semacam Peraturan Daerah (Perda) kalau di Indonesia.
Media Malaysia Berita Harian Online, Rabu (8/5) melaporkan, seorang laki-laki berusia 30 tahun ditahan oleh pegawai Departemen Agama Islam Kedah (Jabatan Agama Islam Kedah /JAIK) ketika sedang makan di sebuah kedai makan.
Lelaki yang bekerja di sebuah show room mobil itu dikenakan hukuman denda berdasarkan Seksyen 14 (b) Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah Kedah 2014 atas dakwaan tidak menghargai bulan puasa karena makan di tempat umum.
Jika terbukti bersalah, ia bisa dikenakan denda, maksimum RM1.000 (seribu ringgit/sekitar Rp 3,5 juta) atau hukuman penjara maksimum enam bulan.
Sementara di Johor, Sinar Harian, Rabu (8/5) melaporkan, sepanjang Ramadan tahun ini, Departemen Agama Islam Johor (Jabatan Agama Islam Negeri Johor /JAINJ) akan menggelar operasi untuk memberantas gejala 'ponteng puasa' dalam kalangan umat Islam di seluruh wilayah negeri Johor.
Ketua Penolong Pengarah Bahagian Penguatkuasaan Syariah JAINJ, Halid Sono berkata, operasi tersebut tidak hanya untuk menangkap kalangan umat Islam yang makan-minum di tempat umum tetapi juga akan menyasar pedagang yang menjual makanan kepada orang Islam.
Menurut Halid, pihak-pihak yang terbukti bersalah akan dikenakan tindakan hukum berdasarkan Seksyen 15 (a) dan 15 (b) Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah 1997. (NEGERI JOHOR ENAKMEN 4 TAHUN 1997 ENAKMEN KESALAHAN JENAYAH SYARIAH 1997)
"Bagi pedagang yang menjual makanan, minuman, dan rokok atau bahan makanan lainnya bisa dikenakan tindakan hukum berdasarkan Seksyen 15 (a), sedangkan bagi yang ditangkap karena tidak berpuasa berdasarkan Seksyen 15(b). Kedua kesalahan ini bisa dikenakan denda, maksimum RM1,000 atau hukuman penjara maksimum enam bulan atau kedua-duanya jika terbukti bersalah," kata Halid sebagaimana dilansir Sinar Harian, Rabu (8/5).
Lebih lanjut Halid mengatakan, bagi pihak-pihak yang ditangkap karena mengulangi kesalahan yang sama akan dikenakan denda tidak melebihi RM 2,000 (dua ribu ringgit) atau penjara tidak melebihi setahun.
Mengutip situs esyariah.gov.my, berikut ini bunyi Seksyen 15 (a) dan 15 (b) Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah 1997;