Ketidakadaan undangan untuk PAN ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi kita semua. Kenapa kok PAN tidak diperlakukan sama dengan partai-partai pendukung pemerintah yang lainnya? Apakah karena Amien Rais sering mengkritik Jokowi sehingga berdampak pada persahabatan politik antara PAN dengan partai-partai lain? Atau, memang Mensesneg sengaja sudah tidak memperhitungkan PAN sebagai partai koalisi pemerintah?
Entahlah! Tapi yang jelas jika memang alasannya adalah karena Amien Rais sering kritis terhadap pemerintah, bukan seperti ini cara yang patut untuk dilakukan. Siapa yang tidak kenal sosok Amien Rais sejak dahulu kala? Beliau memang sudah biasa kritis, selalu mempunyai ghirah untuk meluruskan hal-hal yang dianggap miring, dan selalu menempatkan diri sebagai penyambung lidah umat. Jadi buat apa ada sekat-sekat seperti itu?
Kemudian, jika benar alasan kedua bahwa PAN sudah tidak diperhitungkan lagi sebagai bagian dari Partai koalisi yang masih setia mendukung pemerintah, lalu apakah hal seperti ini  bisa dibenarkan? Dan bagaimana komitmen pemerintah dalam menggandeng partai-partai yang masuk koalisinya?
Sebelum kita menduga-duga lebih jauh, Sekjen PAN juga punya perkiraan tersendiri apa sebab pihaknya tak diundang pada pertemuan tersebut.
Menurut Eddy, ada dua kemungkinan yang menyebabkan PAN tidak dipersilakan hadir pada pertemuan tersebut. Pertama, ini adalah hak dari Mensesneg untuk memutuskan siapa saja yang akan diundang dalam acaranya tersebut. Siapa saja bisa diundang, akan tetapi yang tidak diundang juga sudah harus legowo saja. Karena lagi-lagi ini adalah hak yang mengundang.
Kedua, Eddy menduga bahwa undangan tersebut memang sengaja dialamatkan kepada partai-partai pendukung yang sudah secara sah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi untuk maju Pilpres dua periode. Seperti yang kita ketahui Bersama, bahwa memang hingga hari ini PAN sendiri belum mendeklarasikan kemana akan melabuhkan pilihannya pada Pilpres 2019 mendatang. Jadi, dari sanalah Eddy memaklumi jika PAN memang tidak bisa turut serta di pertemuan tersebut.
Meskipun tak mendapat undangan, Eddy Soeparno mengaku bahwa PAN tetap santai saja dalam menanggapi hal ini. Karena kembali ke alasan tadi, bahwa PAN memang belum mendeklrasikan siapa calon yang akan diusung untuk Pilpres 2019 mendatang. Jadi sudah semestinya PAN tetap santai dan biasa saja.
Kita mungkin juga bisa sepakati bahwa PAN bukanlah partai yang gampang baper . Saat tahu pihaknya tak diundang, maka ia lalu memanggil awak media dan menumpahkan segala keluh-kesahnya. Justru sebaliknya, PAN tetap legowo dan santai. "Ya memang saja saja". Kalau kata Sekjen PAN saat diwawancarai wartawan.
PAN memang partai yang memiliki keunikan tersendiri. Meskipun ia sebagai partai koalisi pemerintah, namun ketika melihat hal-hal yang sekiranya bisa merugikan rakyat, maka ia akan berdiri Bersama rakyat tersebut. PAN siap menjadi mediator rakyat untuk memberikan masukan-masukan terbaik kepada pemerintah yang mulai tak berarah.
Semestinya, partai seperti PAN ini harus dijaga oleh koalisi pemerintah. Keberadaan PAN pada koalisi pemerintah harus tetap diperhitungkan dan dipertahankan, karena kebijaksaan yang dimiliki PAN boleh jadi tidak dimiliki oleh partai lainnya. Bukan malah seolah menganggap PAN sebagai partai oposisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H