Mohon tunggu...
Fifit UmulNayla
Fifit UmulNayla Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Belajaran

Membaca adalah melawan, menulis berarti mengabadikan. Enjoy the journey..!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekjen DPP PAN: Politik Adalah Seni Segala Kemungkinan

30 April 2018   15:13 Diperbarui: 30 April 2018   15:26 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan bahwa akan ada pemimpin baru di Indonesia pada 2019 nanti. Mengingat hingga sejauh ini Partai Demokrat belum menentukan sikap kemana akan melabuhkan pilihannya pada Pilpres 2019 nanti, tentu pernyataan tersebut sangat menarik untuk disimak.

Jika mendengar isu-isu yang beredar, sempat dikabarkan bahwa Partai Demokrat sudah memantapkan diri untuk mendukung Jokowi kembali menjadi Presiden. Namun, Ketua Umum Partai Demokrat mengelak adanya berita tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bahwa hingga saat ini Partai Demokrat belum memutuskan siapa yang akan didukungnya pada Pilpres 2019 nanti. Lalu apa maksud beliau memberikan pernyataan bahwa 2019 akan ada pemimpin baru?

Sebelumnya, terkait pemimpin baru pengganti Jokowi telah ramai diperbincangkan di berbagai media sosial. Dimulai dengan adanya Hashtag #2019GantiPresiden, beberapa nama sempat disebut akan menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mengantikan Jokowi-JK. Misalnya Prabowo, Gatot Nurmantyo, Zulkifli Hasan, Tuan  Guru Bajang, Muaimin Iskandar, bahkan sampai Agus Yudhoyono.

Lalu, apakah maksud dari pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono terkait pemimpin baru di 2019 ada kaitannya dengan nama-nama tersebut?

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, pernyataan Mantan Presiden Indonesia dua periode tersebut belum bisa diprediksi apa maksudnya, namun  pernyataan tersebut menarik untuk disimak karena Partai Demokrat sendiri belum menunjukkan akan membangun koalisi baru ataukah memilih kepada salah satu calon.

Eddy menyampaikan bahwa sebenarnya bisa saja Partai Demokrat membuat koalisi baru, mengusung poros ketiga. Namun kemungkinan lain juga bisa saja terjadi jika Partai Demokrat hanya sekedar ingin memperkuat barisan koalisi yang telah ada.

Akan tetapi yang pasti, hingga saat ini semua opsi dari semua partai masih terus terbuka lebar, termasuk juga dari PAN sendiri. Karena, beberapa Partai masih belum bisa memutuskan siapa yang akan diusung dan dinilai layak memimpin Indonesia dalam 5 tahun kedepan.

Politik adalah seni dari segala kemungkinan. Demikian pula yang disampaikan oleh Eddy Soeparno. Oleh sebab itu, tidak mudah bagi kita untuk mengetahui apa maksud dari yang disampaikan oleh seorang Politisi. Misalnya terkait kasus ini, Ketika Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan ada pemimpin baru di 2019 nanti, bukan berarti ia tidak mendukung Jokowi lagi, dan juga bukan tidak mungkin ia telah menyiapkan calon untuk menggantikan Jokowi.

Jelang Pilpres 2019 nanti, memang sudah banyak sekali orang yang berspekulasi atas pernyataan beberapa politisi di tanah air. Apalagi jika pernyataan-pernyataan tersebut disampaikan oleh tokoh-tokoh seperti Amien Rais, Susilo Bambang Yudhoyono, Fahri Hamzah, atau tokoh-tokoh kontroversial lainnya.

Oleh sebab itu, penulis mengamini apa yang disampaikan oleh Sekjen DPP PAN bahwa Politik ini tidak lain hanyalah tentang seni dalam mengatur kemungkinan-kemungkinan yang ada. Lebih dari itu, penulis juga menganggap bahwa Politik adalah seni dalam mengolah kata dan seni dalam berspekulasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun