Sejak dahulu Indonesia mempunyai budaya yang santun dan ketimuran. Salah satu karakternya adalah masyarakatnya yang ramah dan murah senyum. Tentu saja ini adalah warisan budaya yang harus dipertahankan, bukan saja sebagai identitas diri bangsa tapi juga sebagai character capital dalam pembangunan yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip global development tanpa mengabaikan nilai-nilai luhur tradisi bangsa.
Namun tidak dapat dimungkiri, arus deras budaya asing yang masuk, jika tidak dibarengi dengan kekuatan karakter bangsa, maka dapat tergerus kapan saja. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mempertahankan karakter budaya bangsa tanpa mengabaikan jalannya pembangunan yang mengarah ke arah global.
Pemerintah melalui era revolusi mental menyadari persoalan tersebut dan mulai mencanangkan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) pada tanggal 19 September 2015 sebagai bentuk upaya melestarikan karakter budaya bangsa sekaligus menjadikannya sebagai modal pembangunan di segala bidang.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) menyambut positif gerakan tersebut dan menjadikan GBBS sebagai momen untuk mensosialisasikan pembangunan di bidang kemaritiman terutama upaya untuk mewujudkan kekuatan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lautan lebih besar dibandingkan daratan dengan garis pantai terpanjang (81.000 km) kedua setelah Kanada. Tentu saja ini menjadi kekuatan besar bagi Indonesia untuk memajukan pembangunan di segala bidang melalui kebijakan-kebijakan regulasi membangun sektor kemaritiman.
Namun, sekali lagi, pembangunan tanpa melibatkan masyarakat sebagai partisipan publik akan sia-sia, sebab masyarakat adalah salah satu pilar berdirinya sebuah negara sehingga dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pembangunan.
Lantas, apa peran masyarakat sebagai wujud partisipasi aktifnya dalam pembangunan ?
Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) mengajak dan memberi kesempatan masyarakat luas untuk turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Gerakan ini dapat dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu individu. Character building pada setiap individu akan sangat membantu dalam proses kelancaran pembangunan.
Masyarakat harus merubah mindset ke arah yang lebih baik karena kesadaran diri sendiri adalah awal terbentuknya kelompok masyarakat yang memiliki karakter budaya yang tinggi.
Mengapa Bersih dan Senyum ?
Seperti kita tahu, the first sight adalah hal terpenting dalam awal menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Pada pandangan pertama inilah akan memberi kesan pada orang lain apakah akan menjalin hubungan baik atau justru sebaliknya akan memutuskan hubungan. Kesan pertama yang baik tentu akan menciptakan hubungan yang baik pula.