Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Menjawab Tantangan Kebutuhan Pendidikan Anak Indonesia

16 Mei 2023   12:35 Diperbarui: 16 Mei 2023   13:04 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak belajar berdiskusi dan berani menyampaikan pendapat dengan cara yang baik di Kurikulum Merdeka (sumber:dokpri)

"Setiap anak jenius. Tapi jika anda menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidup dia akan menganggap dirinya bodoh" -- Albert Einstein

Beberapa hari ini aku dikejutkan dengan sikap manis anak tengahku yang bernama Pasha. Berbeda dari biasanya, kali ini Pasha rajin belajar dan tidak malas berangkat sekolah. Mungkin bagi orang lain ini hal yang biasa saja, tapi bagi seorang ibu, hal kecil seperti ini adalah kejutan manis yang luar biasa.

Setiap anak adalah berbeda. Mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pun dengan Pasha yang tipikal anak intelegensia sosial. Untuk nilai dan kemampuan belajar formal ia kurang, tapi untuk kemampuan soft skills aku pastikan ia juara. Berbeda dengan kakaknya yang tekun belajar dan memiliki nilai sangat baik di sekolah, tapi cenderung lebih pendiam dan kurang cakap dalam berkomunikasi sosial.

Meski nilainya kurang dan terkesan tidak betah belajar, tapi Pasha memiliki banyak teman dan sahabat. Ia sangat populer, baik di lingkungan sekolah maupun komplek perumahan kami. Pasha punya kemampuan leadership yang baik. Bukan hanya itu, kecakapan komunikasinya juga lebih unggul. Ia pandai mengemukakan pendapat dan teknik problem solving. Maka tak heran, banyak yang tetap respek dengannya, meski secara kemampuan belajar dan nilai kurang.

Sadar akan hal ini, saya sebagai ibu tidak bisa terlalu memaksakan diri untuk menargetkan prestasi juara kelas. Bagi saya, kemampuan soft skills yang ia miliki sudah cukup menjadi prestasinya yang harus diapresiasi.

Anak-anak belajar berdiskusi dan berani menyampaikan pendapat dengan cara yang baik di Kurikulum Merdeka (sumber:dokpri)
Anak-anak belajar berdiskusi dan berani menyampaikan pendapat dengan cara yang baik di Kurikulum Merdeka (sumber:dokpri)

Namun meski begitu, tidak dapat dimungkiri, terkadang ada rasa khawatir yang melintas tentang nilai-nilai mata pelajaran Pasha yang pas-pasan. Bagaimanapun, ketika kita menyekolahkan anak-anak di lembaga pendidikan formal, nilai adalah salah satu penentu kemampuan belajar anak di sekolah. Artinya, jika nilainya kurang atau pas-pasan, maka kurang juga lah kemampuan anak dalam memahami setiap materi pelajaran yang disampaikan tenaga pendidik di sekolah.

Sementara, dalam kehidupan, kemampuan soft skills jika tidak diimbangi dengan kemampuan hard skills, begitu juga sebaliknya, maka akan pincang. Ini artinya, kemampuan soft skills dan hard skills harus saling bersinergi dan mendukung. Kemampuan soft skills sebagai pembentuk perilaku dan budi pekerti baik sedangkan kemampuan hard skills sebagai bentuk keahlian yang jelas terkuantifikasi dan dapat diukur melalui nilai, ijazah, sertifikat, gelar, dll.

Lalu bagaimana solusinya ?

Kurikulum Merdeka, Menjawab Tantangan Kebutuhan Pendidikan Anak Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun