Entah kenapa, setiap saya dengar anak saya membaca dengan suara nyaring, saya merasa ikut menikmatinya.Â
Meski saya sedang beraktivitas yang lain, tapi telinga mendengar dan pikiran ikut larut menyimak apa yang dibacanya. Ada perasaan tenang, gembira dan bangga mendengar ia lancar membaca.
Saya nggak paham, apa kegemaran membaca nyaring itu turunan atau bukan. Karena jujur saja, saya juga gemar membaca dengan nyaring.Â
Apalagi saat mengoreksi tulisan, pasti saya baca dengan nyaring. Dan memang itu lebih efektif ketimbang membacanya dalam hati.Â
Typo akan lebih kelihatan, tanda baca juga akan lebih jelas atau pilihan diksi juga akan lebih kentara. Hal ini sangat membantu saya untuk menghasilkan tulisan yang minim kesalahan.
Kenapa saya bertanya, apakah turunan ? karena ternyata, tidak semua anak gemar membaca nyaring. Dari ketiga anak saya, hanya si bungsu yang suka membaca nyaring. Tanpa disuruh membaca nyaring, ia sudah lebih dulu melakukannya.Â
Beda dengan kedua kakaknya, yang disuruh membaca nyaring pun tetap enggan melakukannya.
Tapi, terlepas dari turunan dari orangtua atau bukan, membaca nyaring memang sangat banyak manfaatnya, terutama bagi anak-anak.Â
Barangkali, hal itu juga yang mendasari dicanangkannya Hari Membaca Nyaring Se-dunia atau World Read Aload Day yang diperingati setiap hari Rabu pertama di bulan Februari.
Membaca Nyaring, Teknik Mengeksplorasi Soft Skills Anak