Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah Itu Jodoh, "Tidak Enak" tapi "Uenaaakkk"

8 Februari 2021   16:29 Diperbarui: 8 Februari 2021   17:21 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber:herstory.co.id)

Menurutku menikah hanya persoalan jodoh. Mau dipaksakan seperti apapun, kalau tidak berjodoh ya tidak akan menikah. Pun dengan sebuah pernikahan, mau dibuat bagaimanapun jika jodohnya hanya sampai disitu, ya bakal berpisah juga.

Kesannya kok dangkal banget ya memaknai pernikahan, cuma perkara jodoh? jangan salah, kalau kita bicara jodoh, itu artinya kita bicara tanggungjawab dunia akhirat loh. Urusannya berat, langsung sama Tuhan. Artinya, kalau kita sudah diberi jodoh ya harus disyukuri, dirawat, dikasihi, disayangi, dipenuhi segala hak-haknya, dll. Kalau tidak, ya artinya Tuhan akan "mencabut" jodoh yang sudah diberikan dengan caraNya (berpisah).

Jadi, bukan karena hanya urusan jodoh lantas membuat kita jadi santai, cuek dan enak-enakan dalam hal pernikahan. Justru karena memahami makna jodoh, harusnya kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan untuk kita sehingga kita bisa memaknai pernikahan sebagai sesuatu yang sakral, bukan permainan belaka.

Sebuah pernikahan adalah sebuah komitmen bersama yang harus dijalani oleh pasangan menikah. Bukan tentang siapa dan bagaimana aku, tapi tentang siapa dan bagaimana kita. Tidak ada lagi aku dan kamu, karena yang ada adalah kita. Kita berdua, memulai, menjalani dan akan menjadikan pernikahan itu seperti apa.

Tidak ada pernikahan yang laiknya kisah dongeng romantis, tanpa sandungan masalah, tanpa perjuangan, tanpa kepedihan, selalu gembira, dll. Justru, kalau ingin tahu bagaimana "kehidupan" yang sebenarnya, maka menikahlah. Di situlah, sekolah kesabaran pertama, sekolah keikhlasan pertama, sekolah kejujuran pertama, sekolah ketulusan pertama, sekolah kesetiaan pertama dan sekolah bertanggungjawab pertama.

Pernikahan ideal atau biasa disebut marriage goals hanya didasarkan pada pandangan nilai-nilai kasat mata, seperti kekayaan yang melimpah, kehadiran anak-anak yang lucu dan sehat, pasangan yang setia dan romantis, karir yang cemerlang, dll. Padahal kita tidak pernah tahu, untuk mendapatkan itu semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Percayalah, mereka yang diberikan nikmatnya pernikahan ideal adalah mereka yang pandai bersyukur atas jodoh yang telah diberikan oleh Tuhan.

Masalahnya sekarang, ideal itu ukurannya bukan semata tentang nilai-nilai kasat mata seperti contoh di atas kan? setiap pernikahan punya ukuran idealnya masing-masing. Dan siapa pun bisa menciptakan pernikahan ideal versi masing-masing. Kita tidak bisa menjadikan salah satu pernikahan untuk dijadikan contoh pernikahan ideal bagi pasangan lain.

Jangan salah, hati yang senantiasa tenang, gembira saat bertemu pasangan, ada kerinduan saat berjauhan, betah saat bersama pasangan, saling terbuka dalam berbagai hal, bergandengan tangan saat di keramaian, dll itu juga bagian dari pernikahan ideal loh!

Itulah mengapa, ketika kita sudah menikah, kita tidak diperkenankan untuk membanding-bandingkan pernikahan kita dengan pernikahan orang lain. Belum tentu yang terbaik untuk mereka terbaik juga untuk pernikahan kita. Harusnya, kita yang menjalani pernikahan, maka kita juga yang bisa menciptakan bagaimana pernikahan yang ideal tersebut.

Kembali ke jodoh, tidak ada satu pun aturan yang bisa dibuat agar jodoh kita tetap bersama kita. Satu-satunya cara adalah dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada di jodoh kita. Jodoh yang diberikan Tuhan, itulah yang terbaik untuk kita. Perkara kita bisa bersyukur menerima jodoh kita ya itu tergantung di diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun