Sudah beberapa waktu (belum berbatas) sekolah di daerah saya diwajibkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar melalui sistem daring. Dinas Pendidikan, selaku pihak yang terkait juga sudah mengeluarkan surat resmi mengenai pemberlakuan belajar melalui sistem daring.Â
Tentu saja, kebijakan ini akan melahirkan pro dan kontra dari berbagai kalangan seperti masyarakat umum, para guru, orangtua murid dan muridnya sendiri.Â
Ada yang merasa aturan untuk belajar daring terlampau berlebihan dan sangat merugikan untuk efektivitas belajar mengajar. Para murid juga mulai merasa jenuh dengan kondisi yang memaksa mereka untuk "berdiam diri" di rumah.Â
Namun, di sisi lain ada juga yang mendukung kebijakan tersebut untuk mempercepat putusnya rantai covid-19 serta upaya menyelamatkan anak-anak sekolah dari paparan virus tersebut.
Jujur, sebagai wali murid saya juga terkadang merasa jenuh dengan kondisi saat ini. Sedih melihat anak-anak setiap hari ngendon dirumah saja tanpa aktivitas yang berarti.Â
Bisa ditebak, gawai adalah teman setia yang menemani hari-hari mereka termasuk saat belajar (sekolah daring). Apalagi saya sadar, sebagai ibu pekerja kantoran, saya merasa sangat kurang kontrol terhadap aktivitas belajar anak-anak di rumah.Â
Berangkat pagi dan sampai rumah sudah malam membuat saya tidak bisa memonitor anak-anak secara maksimal. Paling-paling saya cuma bisa bertanya "sudah dikerjain tugasnya nak ?" atau "apa materi hari ini ? ada jadwal zoom gak ?" that's it !
Meski begitu, saya tetap berusaha untuk menaati peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah untuk belajar daring. Apalagi sebagai seorang pegawai negeri sipil saya cukup paham bagaimana kebijakan itu dibuat dan diperuntukkan.
Namun, beberapa waktu belakangan saya sempat dibuat bingung, sebab sekolah anak-anak saya (SD) ternyata membuat aturan sendiri yaitu belajar di rumah guru secara diam-diam.Â
Alasannya beragam, seperti : naluri guru untuk mengajar tidak bisa dibendung, guru sudah rindu dengan anak-anak didiknya, kasihan anak-anak kurang maksimal belajarnya, dll. Tapi guru juga membolehkan anak-anak didiknya yang memang tetap mau belajar daring.