Teruntuk Pejuang Rantau,
Idul Fitri adalah tentang kemenangan hati. Memaafkan tak harus bertatap muka. Meminta maaf tak mesti bersua. Jarak dan waktu bukan penghalang untuk mengharap ridhoNya. Dimanapun kita berpijak, semua adalah bumi Allah. Tetaplah bersujud, sebab doa dapat menembus langit, menghantarkan kebaikan bagi siapa saja yang didoakan.
Wahai pejuang rantau,
Janganlah berkecil hati saat hari raya tak berada di tengah keluarga. Ingatlah bahwa di samping kanan kirimu adalah juga keluarga. Mereka yang paling tahu keadaanmu. Mereka yang pertama kali akan membantumu. Dan mereka lah yang paling khawatir jika dalam sehari pintu rumahmu terkunci. Maka perbaikilah selalu hubunganmu dengan mereka.
Pejuang rantau nun jauh disana,
Tiada satu pun ketentuan Allah yang sia-sia. Takdir hidup di perantauan adalah berkah. Berkah bagi mereka yang senantiasa bersyukur. Senantiasa berprasangka baik pada Allah adalah salah satu ciri rasa syukur. Jadi, tak semestinya kita melulu mengeluh, menghujat, mempertanyakan apalagi menyalahkan Rabb atas takdirNya.
Pejuang rantau saudaraku,
Percayalah, Allah sudah menakar segala sesuatunya dengan sangat tepat. jadi, kenapa harus mengkhawatirkan rezeki ? kenapa takut akan masa depan ? tugas kita hanya taat kepadaNya...berusaha terus berbuat baik dan berdoa memohon ridhoNya...selebihnya biar Allah yang mengatur skenario hidup kita.
Pejuang rantau yang baik,
Tetaplah tersenyum jika hari ini kita belum mampu untuk pulang. Kemenangan Idul Fitri bukan diukur dari tradisi yang bisa dilakukan, tapi bagaimana kita tetap sabar dan ikhlas atas segala ketentuanNya. Jangan pernah berhenti memohon, inshaaAllah di waktu yang tepat akan tiba saatnya kalian bisa merasakan kegembiraan seperti laiknya saudara-saudara lainnya yang bertradisi hari raya di kampung halaman.