Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Indonesia Damai, Puasa Lancar, Mudik Tenang, Bukankah Ini Berkah Ramadan?

30 Mei 2019   17:40 Diperbarui: 30 Mei 2019   17:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: mikirbae.com)

Kekuatan ramadan dalam situasi politik yang memanas belakangan ini harus diakui mampu menjadi penyejuk hati mereka yang berada di kubu yang berseberangan. Ramadan menjadi kontrol hati dan pikiran sehingga terhindar dari perpecahan meski multi pendapat berlangsung terus menerus, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Keberagaman mewarnai ramadan tahun ini. Puasa menjadi peneduh disaat gaduh.

Keberagaman semestinya menjadi warna-warni yang indah dalam kehidupan. Seperti pelangi yang mampu mempersembahkan keindahan dengan barisan warna-warna berbeda yang saling berdampingan dan muncul setelah hujan mengguyur. Seperti mengingatkan bahwa setelah badai akan ada pelangi, setelah perselisihan maka akan ada persatuan. Indah bukan ?

Ramadan adalah momen damai. Momen pengingat diri. Momen mohon ampunan. Momen penuh kebaikan. Rasanya sangat naif jika di ramadan ini kita masih bertahan untuk sesuatu yang lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Bukankah memilih mengalah untuk kedamaian akan jauh lebih baik daripada memaksakan bersitegang untuk sesuatu yang belum tentu kebenarannya ?

Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Bahkan, manusia pun diciptakan berbeda-beda satu sama lain. Namun yang harus diingat, jangan sampai perbedaan itu menjadikan alasan untuk membuat kegaduhan dan keonaran yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan. Justru, harusnya perbedaan itu menjadi ragam inspirasi bagi banyak orang dalam menentukan pilihannya.

Keberagaman itu indah. Kuncinya adalah saling menghargai dan menebalkan rasa empati kita terhadap sesama. Tetap yakini keyakinan kita namun juga menghormati keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita. Setiap orang memiliki rasionalitas masing-masing terhadap pilihannya, jadi memaksakan kehendak bukan jalan terbaik untuk dapat hidup berdampingan dengan aman dan damai. Jadi, selama hal berbeda itu tidak menyalahi aturan yang berlaku atau bertentangan dengan agama dan norma-norma yang ada di masyarakat, kita bersikap saling toleransi. Why not ?

Ramadan tahun ini mengajarkan kita untuk dapat legawa terhadap segala sesuatu yang berbeda. Legawa itu ditunjukkan dengan sikap-sikap kebaikan seperti tidak mengumbar keburukan orang lain, menjaga lisan untuk tidak menyakiti orang lain, berbesar hati dengan menebarkan berita-berita baik dan menyenangkan, tidak menyulut amarah, dll. Dengan begitu, kita akan turut berperan serta aktif menjaga perdamaian dan ketenteraman bangsa.

Esensinya, perbanyak ibadah dan sibukkan diri dengan hal-hal yang manfaat agar kita terhindar dari pikiran-pikiran serta pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Berhenti melakukan hal-hal yang bersifat provokatif. Biarlah keberagaman di bulan nan penuh berkah ini menjadi warna yang istimewa dan melatih kesabaran, keikhlasan serta menunjukkan sampai dimana tingkat keimanan kita pada Allah SWT.

Yuk saling membentuk karakter diri untuk saling menghargai satu sama lain. Bukankah ramadan yang penuh warna akan semakin indah ? bukankah saling menjaga hati dan lisan merupakan salah satu keberkahan di bulan suci ini ? jika demikian, lantas untuk apa lagi saling berseteru mengatasnamakan perbedaan ? untuk apa prinsip persatuan dan kesatuan jika hanya karena hal sepele saja kita mudah sekali tersulut amarah ? cobalah untuk berpikir jernih dan bijak dalam menentukan sikap sehingga tidak menelan seluruh informasi dan berita secara mentah-mentah.

Alhamdulillah, hingga hari ke 25 ramadan, bangsa Indonesia tetap aman dan terkendali. Meski tidak dapat dipungkiri konflik tetap ada, namun Umat muslim tetap khusyuk menunaikan ibadah puasa. Masyarakat lainnya juga tetap menjaga toleransi sehingga ramadan berjalan dengan hikmat. Kita semua berharap, semoga hingga lebaran nanti dan hari-hari berikutnya, persatuan dan kesatuan bangsa senantiasa terjaga. Keberagaman tetap menjadi kekayaan bangsa. Toleransi dan empati tetap dikedepankan.

Indonesia damai. Puasa lancar. Mudik tenang. Bukankah ini berkah ramadan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun