Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Punggahan, Tradisi Baik Jelang Ramadhan

9 Mei 2019   12:46 Diperbarui: 9 Mei 2019   12:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
acara punggahan di kantor (sumber;dokpri)

Ramadhan hadir bukan saja sebagai bulan penuh rahmat dan ampunan bagi umat muslim, tapi juga menjadi momen sakral meleburkan hati yang diselimuti kebencian menjadi hati yang kembali suci. Kesakralan ramadhan dituangkan umat muslim bukan saja melalui ibadah-ibadah habluminnallah tapi juga ibadah yang bersifat habluminnanas. Umat muslim dituntut bukan hanya berpuasa menahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu yang dapat membatalkan puasa serta menjaga hati agar senantiasa berbuat baik terhadap sesama.

Datangnya ramadhan disambut dengan kebahagiaan dan keharuan oleh umat muslim dengan berbagai cara. Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman adat dan budaya memiliki begitu banyak tradisi di bulan ramadhan yang berbeda-beda dan tersebar di seluruh penjuru tanah air. Meski demikian, makna tradisi-tradisi tersebut memiliki kesamaan yaitu bertujuan sebagai penyemangat untuk meraih keberkahan ramadhan.

Salah satu tradisi yang ada dan masih tumbuh subur di daerahku adalah tradisi Punggahan. Punggahan ini merupakan tradisi menyambut ramadhan yang diisi dengan makan bersama dan saling bersalaman bermaaf-maafan agar saat menjalani ramadhan hati kita sudah bersih sehingga ibadah puasa pun menjadi fokus dan lancar.

Acara punggahan biasanya diadakan di tiap-tiap kelompok masyarakat. Bisa kelompok di perkantoran, kelompok masyarakat setempat, kelompok organisasi, dll sehingga yang mengikuti acara punggahan ini tidak dikhususkan bagi umat muslim, tapi non muslim juga dapat ikut acara punggahan. 

Hal ini karena punggahan sendiri secara umum adalah momen menyambut ramadhan dengan meningkatkan kebersamaan sekaligus membersihkan hati dengan saling bermaafan. Selain itu, melalui tradisi punggahan, kita juga diingatkan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain agar ramadhan dapat terjaga kesakralannya.

Menurut literatur, punggahan sendiri berasal dari kata munggah (dalam bahasa jawa) yang artinya naik. Naik disini dimaknai sebagai satu momen untuk melangkah ke bulan yang baik, yaitu bulan ramadhan. Secara lebih luas, tradisi punggahan dijadikan sebagai salah satu pertanda kegembiraan umat muslim dalam menyambut datangnya ramadhan, dimana salah satu hadis nabi ada yang menyatakan bahwa "dan setiap orang yang bergembira menyambut ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya terbakar api neraka".

Pada kenduri punggahan biasanya akan dipenuhi dengan berbagai menu makanan seperti, sambal goreng, urap, ikan asin, peyek, sambal telor, ayam goreng, dll. Mereka yang datang pada acara punggahan akan duduk mengitari makanan tersebut. Hal ini untuk mengingatkan kita agar selalu bersyukur dengan segala rahmat Tuhan berupa makanan yang sedang ada di hadapan kita.

berbagai menu hidangan punggahan (sumber:dokpri)
berbagai menu hidangan punggahan (sumber:dokpri)
Beberapa waktu lalu, tepatnya dua hari sebelum puasa, di kantorku juga mengadakan tradisi punggahan yang dihadiri oleh seluruh pegawai kantor. Meski dikemas secara sederhana, namun tidak mengurangi keindahannya. Keindahan yang tergambar dari rasa kebersamaan, rasa syukur, rasa saling menghormati, rasa saling berbesar hati memaafkan dan rasa keikhlasan.

Untuk mengadakan punggahan, satu kantor saling berbagi dan menyumbangkan makanan. Ada yang menyumbang nasi, lauk pauk, urap, peyek, minuman, dll. Keikhlasan dan kekompakan seperti ini yang membuat hati melebur menjadi satu. Tidak ada kedengkian, permusuhan, kebencian, dll. Yang ada tinggal rasa saling toleransi dan menghargai serta kebaikan-kebaikan lainnya.

Acara punggahan diawali dengan pembukaan dari mc, sambutan-sambutan, pembacaan doa-doa dan dilanjutkan dengan makan bersama, menikmati hidangan yang tersedia yang biasanya digelar memanjang dan makan menggunakan tangan (tidak pakai sendok/garpu). 

Pada akhir acara, punggahan ditutup dengan saling bersalaman, bermaaf-maafan dan saling memberi semangat untuk menjalani ibadah puasa. Sungguh momen yang sangat indah dan mengharukan bukan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun