Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling populer di Indonesia. Terkait dengan kebijakan pemerintah serta aksi para aktivis lingkungan dalam menyuarakan tentang dukungan terhadap keberlangsungan kehidupan di muka bumi yang kemudian memunculkan berbagai kampanye program berbasis ramah lingkungan seperti save our earth, go green, earth hour, reuse-reduce-recycle, say no to plastic bags/ diet kantong plastik, bank sampah, kebun gizi, bio preferred, dll.
Kepedulian terhadap lingkungan seharusnya bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan para aktivis lingkungan, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Menumbuhkan kesadaran perilaku yang terpuji terhadap lingkungan harus dimulai dari diri sendiri. Tidak bersikap apatis terhadap lingkungan adalah awal dari kesadaran tersebut.
Memulai kesadaran berbudaya lingkungan dari hal-hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, diet kantong plastik, penghijauan atau sekadar menjaga kebersihan lingkungan sekitar tentu bukanlah sesuatu yang sia-sia, sebab dari hal yang sederhana ini akan memberi dampak yang besar bagi perubahan bumi menuju lebih lestari.
Menyadari akan hal ini, beberapa elemen masyarakat dan pemerintah daerah mulai berperan aktif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan terutama sebagai langkah antisipatif atau pencegahan terhadap bahaya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor ataupun ketidakseimbangan ekosistem yang ada.
Biopori di SMP Negeri 1 Pantai Cermin
Beberapa waktu lalu, saya dan komunitas IAD berkesempatan untuk menilik secara langsung ke SMP Negeri 1 Pantai Cermin mengenai salah satu program lingkungan bernama Biopori. Lokasi dipilih SMP Negeri 1 Pantai Cermin, karena sekolah favorit di Kabupaten Serdang Bedagai ini telah berprestasi menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (LHK) sebagai sekolah yang berbudaya dan berwawasan peduli lingkungan.
Di sekolah ini telah menerapkan teknik Biopori dan pengolahan pupuk kompos secara mandiri. Beberapa siswa dan siswi tampak telah dilatih secara penuh untuk dapat menjadi guide yang bertugas menerangkan tentang apa dan bagaimana teknik Biopori bagi mendukung pelestarian lingkungan serta mempraktekkannya secara langsung di hadapan pengunjung.
Dari teknik Biopori ini akan diperoleh beberapa manfaat yang sangat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan, diantaranya :
- Membantu mencegah banjir dengan meningkatkan daya resapan air
- Proses pengomposan yang alami
- Untuk menampung sampah organik yang kemudian diproses menjadi pupuk kompos
- Menyuburkan tanah
- Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan Metan)
- Menjaga keseimbangan ekosistem (terutama fauna yang ada dalam tanah dan akar tanaman)
- Secara lebih luas dapat membantu mengatasi masalah yang disebabkan oleh adanya genangan air, seperti munculnya jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan malaria
Fakta di lapangan, masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa itu teknik lingkungan Biopori. Padahal teknik ini dapat dilakukan secara sederhana oleh seluruh masyarakat di setiap masing-masing pekarangan rumah. Bayangkan, jika seluruh masyarakat telah membuat teknik Biopori di setiap pekarangan rumahnya, maka akan semakin banyak lubang resapan air yang ada. Artinya, lingkungan akan semakin terjaga dan bahaya banjir dapat dicegah serta diminimalkan.
Seperti di kota Bandung, beberapa waktu yang lalu telah dicanangkan kampanye Gerakan Sejuta Biopori, yaitu gerakan gotong royong se-kota Bandung untuk membuat lubang resapan Biopori, yang tujuan utamanya untuk mencegah banjir di kota tersebut. Masyarakat diedukasi tentang teknik dan manfaat Biopori melalui sosialisasi yang masif.