Tidak dapat dimungkiri, tradisi hari raya  sangat khas dengan baju baru. Rasanya, belum berhari raya kalau belum pakai baju baru. Bahkan, beberapa kalangan menganggap bahwa baju baru adalah simbol "hidup yang baru yang lebih baik" atau "kembali fitri". Tidak ada yang salah juga jika hari raya mengenakan baju baru, tapi ingat semuanya jangan dianggap sebagai suatu keharusan. Harus baju baru, harus memasak daging, harus membuat kue lebaran beraneka ragam, harus mudik, dll.
Ramadan hadir sejatinya sebagai wadah bagi umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Melalui ramadan, umat diharapkan dapat memaksimalkan ibadahnya dengan berpuasa selama satu bulan dan meraih kemenangan di hari raya. Kemenangan ini tentu diartikan sebagai kemenangan dalam beribadah terutama dalam melawan hawa nafsu.
Hawa nafsu yang harus dilawan bukan hanya sekadar lapar dan haus, tetapi juga amarah dan keinginan menggebu di luar ibadah. Semestinya puasa dapat menjadi kontrol diri dalam segala hal, termasuk mengontrol diri dalam belanja. Seperti kita tahu, segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik dan tidak manfaat. Jadi, dengan berpuasa di bulan ramadan, kita dapat lebih mengontrol diri dalam melakukan aktifitas belanja.
Lantas, apakah kita tidak boleh melakukan hari raya mengikuti tradisi yang sudah ada ? tentu boleh. Bagaimanapun, tradisi adalah ciri budaya kita. Namun, yang harus diingat adalah bagaimana caranya agar tradisi tersebut tidak menjadi beban kita yang pada akhirnya akan mengurangi esensi dari ramadan itu sendiri.
Caranya ?
- Ubah mindset, bahwa hari raya tak harus mengenakan baju baru. Yang terpenting, baju bersih, sopan dan rapi
- Hindari kata "harus". Hari raya harus beli baju baru, harus memasak menu daging, harus membuat kue dengan beraneka ragam, harus mudik, harus mengecat rumah, harus mengadakan open house, dll
- Sesuaikan pengeluaran dengan pendapatan yang ada. Terapkan prinsip, jangan lebih besar pasak daripada tiang
- Gunakan skala prioritas dalam mempersiapkan hari raya.
- Jika memang hendak mudik maka rencanakan jauh-jauh hari agar dapat meminimalkan pengeluaran transportasi. Biasanya, pemesanan tiket pesawat di jauh hari akan lebih murah ketimbang pemesanan tiket pesawat di jelang hari raya
- Jangan lupa untuk mempersiapkan dana atau budget untuk biaya pengeluaran tak terduga. Artinya kita jangan menghabiskan seluruh pendapatan di bulan ramadan (THR) namun sisakan beberapa persen untuk saving money
- Jangan mudah tergiur dengan diskon yang bertebaran di jelang hari raya. Fokus pada kebutuhan yang terpenting. Untuk itu, sebelum belanja biasakan untuk membuat catatan kecil berisi list atau daftar belanja. Tujuannya agar belanja dapat lebih terarah dan tidak kalap
- Jangan ragu untuk menggunakan barang substitusi atau barang pengganti. Biasanya, di jelang hari raya harga barang kebutuhan melonjak. Untuk menyikapinya, gunakan barang pengganti untuk menghindari lonjakan harga. Misalnya, ketika harga daging melonjak mahal, maka tak ada salahnya kita mengganti daging dengan ikan.
- Niatkan diri betul-betul untuk beribadah saat bulan ramadan. Hal ini akan memberi sugesti kepada kita untuk selalu berpikir dan berbuat kebaikan dalam segala hal
Nah, bagaimana ? mudah bukan mensiasati bulan ramadan khususnya jelang hari raya agar lebih hemat dan manfaat ? dengan mengikuti ke sembilan cara tersebut diatas, mudah-mudahan ramadan tahun ini lebih baik dalam segala hal dan menjadikan tradisi berhari raya sebagai tradisi yang senantiasa membawa kenyamanan dan keamanan terutama dalam hal finansial. Ramadan ? ok. Boros ? no.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H