Bagi seorang ibu, meninggalkan anak-anak di rumah untuk suatu pekerjaan atau keperluan tertentu dan dalam jangka waktu yang tidak sebentar menjadi sebuah dilema tersendiri. Tidak dapat dimungkiri, fokus ibu akan terpecah antara memikirkan anak di rumah dan bagaimana menyelesaikan pekerjaan atau urusan dengan lancar. Secara naluri, ibu ingin segera pulang dan mendapati anak-anaknya dalam keadaan yang baik namun tuntutan pekerjaan yang mengharuskan ibu untuk berada di luar rumah tanpa anak mau tak mau harus disikapi dengan bijak agar keduanya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pekerjaan lancar dan anak-anak juga dalam keadaan yang aman dan nyaman.
Lantas, apa yang harus ibu lakukan ketika berada pada situasi seperti ini ? kunci utamanya adalah bagaimana melatih anak untuk mampu mandiri terutama ketika ibu sedang tidak berada di rumah. Ajarkan pola-pola kemandirian sejak dini pada anak. Pastikan bahwa kemandirian bukan untuk menelantarkan anak tapi justru untuk kebaikannya.
Anak yang mandiri biasanya akan lebih berpikir realistis, tidak rewel dan cenderung mampu mengatasi setiap permasalahan dengan akal dan caranya sendiri. Anak yang mandiri juga tidak mudah kecewa dengan keadaan. Mereka akan lebih bisa memaklumi kondisi bahkan bersahabat dengan hal-hal yang di luar keinginan mereka.
Menurut Ariyanti (2000) ada lima tahapan perkembangan kemandirian anak, yaitu :
- Anak mampu mengatur kehidupan dirinya sendiri, seperti memakai sepatu sendiri, melipat baju sendiri, membereskan mainan sendiri, dll
- Anak bisa melaksanakan ide-ide mereka dengan berbagai cara dan akal (kreatif)
- Anak dapat mengurus dan bertanggungjawab terhadap hal-hal yang ada dalam rumah, misalkan mencuci piring setelah makan, membersihkan kamar sendiri, mengelola uang saku, dll
- Anak dapat mengatur dirinya sendiri ketika di luar rumah, artinya anak dapat menjaga dirinya sendiri, dapat berperilaku baik dalam aktifitas sosialnya, dll
- Anak mampu mengurus orang lain seperti menemani adik bermain, mengajak adik bermain, mengambilkan minum untuk orang lain, berbicara santun kepada yang lebih tua, dsb
Dari pendapat ahli, sudah jelas bahwa menumbuhkan kemandirian pada anak dimulai dari dalam rumah. Bagaimana orangtua, khususnya ibu dapat mengajarkan dan melatih anak mandiri tanpa harus mengurangi porsi kasih sayang seorang ibu pada anak. Sebab, bagaimanapun harus diakui bahwa ibu adalah tempat anak menuangkan segala perasaannya bahkan tempat anak untuk bermanja-manja.
Ketika ibu berada di rumah tentu kondisi anak akan lebih terkontrol sehingga tidak menjadi sebuah kekhawatiran, tapi ketika ibu berada di luar rumah, bagaimana cara ibu mengontrol kemandirian anak ? berikut ada beberapa tips yang dapat membantu para ibu untuk melatih kemandirian anak sekaligus sebagai kontrol terhadap anak :
- Biasakan berpamitan dan jujur pada anak. Banyak para ibu yang pergi dengan cara diam-diam. Terkadang mereka khawatir ketika berpamitan justru anak menjadi rewel dan terkesan tidak mau ditinggal. Padahal ini adalah awal penyebab konflik antara ibu dan anak. Tanpa disadari, ibu telah mengajarkan kebohongan pada anak. Ketika anak mengetahui ibunya pergi tanpa sepengetahuannya, anak akan merasa tidak dihargai. Anak merasa bahwa ibunya telah meninggalkannya begitu saja. Sebaliknya, ketika anak diberitahu secara baik-baik bahwa ibu hendak kemana, untuk keperluan apa dan sampai berapa lama, anak akan merasa dihargai. Mungkin pada awalnya anak akan rewel atau menangis, tapi tidak mengapa, itu adalah bagian dari proses. Tetaplah jujur dan selalu berpamitan pada anak. Pada satu masa, anak akan mengerti dan memahami aktifitas orangtuanya. Percayalah bahwa anak adalah pribadi yang cerdas sehingga seiring waktu akan dapat menerima ajaran kebaikan dari orangtuanya.
- Pelukan dan katakan hal-hal yang menenangkan pada anak. Sebelum pergi, peluklah anak dengan penuh kasih sayang serta katakan padanya hal-hal yang membuatnya tenang seperti "ibu sayang sama kamu...ibu pergi untuk bekerja...kamu baik-baik di rumah ya...ibu percaya anak ibu pasti bisa mandiri ketika ibu pergi...ibu sayang kamu dan akan selalu merindukanmu...doakan pekerjaan ibu segera selesai dan kita bisa bertemu kembali..."
- Berpikir positif dan Percaya pada anak. Seorang ibu harus memiliki kepercayaan pada anak agar menjadi sugesti positif baik pada ibu maupun pada anak, sebab secara naluriah, hubungan batin antara ibu dan anak sangatlah kuat. Apa yang ibu pikirkan maka akan berpengaruh pada anak. Oleh karena itu, para ibu harus selalu berpikir positif selama di luar rumah.
- Buatlah daftar tanggungjawab untuk anak. Selama ibu pergi, buatlah daftar tanggungjawab untuk anak. Daftar ini akan melatih anak untuk lebih mandiri dan bertanggungjawab selama ibu tidak di rumah. Biasanya, anak akan bersemangat menjalankan tugas yang sudah diberikan para ibu, dengan harapan akan dapat menyenangkan hati ibunya saat pulang nanti. Tentu saja daftar tugas yang dibuat menggunakan bahasa santai dan hangat. Jadi berkesan tidak memerintah dan tidak kaku, Contohnya begini :"Pagi : Bangun pagi, rapikan tempat tidur yaaa trus langsung mandi biar gak bauSiang : Jangan lupa kasih makan si cemong (kucing) yaa biar gak kelaparan Sore : Tanaman kita jangan lupa disiram yaaa sayang biar nggak kering...kan kasihan...Malam : Kalau ibu belum pulang, kunci semua pintu ya sayang...I love you forever and ever,Ibu"
- Selalu sempatkan menelpon/memberi kabar. Di era milenial ini tentu menjadi keuntungan bagi para ibu untuk dapat mengontrol keadaan anak di rumah. Ibu tetap dapat berkomunikasi dengan anak melalui telepon, media sosial, chatting, videocall, dsb. Manfaatkan kecanggihan teknologi tersebut untuk berkomunikasi dengan anak dan mengetahui keadaan anak.
- Jangan Lupa Berdoa. Ya, berdoa adalah hal utama yang harus dilakukan para ibu. Sebab semua hal yang terjadi atas kehendak Tuhan, sehingga memohon perlindunganNya adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan.
Meskipun kebanyakan ibu mempercayakan seseorang untuk menjaga anaknya ketika ibu tidak di rumah, namun mengajarkan dan melatih kemandirian anak tetap harus dilakukan. Mandiri bukan aset jangka pendek melainkan aset jangka panjang. Melatih kemandirian sejak dini akan terus menjadi bekal bagi anak hingga dewasa kelak. Jadi, jangan ragu untuk mengajarkan dan melatih kemandirian pada anak sejak dini. Anak mandiri saat ditinggal di rumah ? kenapa tidak ?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H